Bakso Murah Mantan TKI

SR, Kediri – Modal bekerja selama 4 tahun sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, cukup bagi Muhammad Mansyur (44) untuk memulai “hidup” baru sebagai penjual bakso di Jalan Raya Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
“Saya dulu pernah kerja di Malaysia sebagai pekerja bangunan selama 4 tahun mas. Waktu itu saya dibayar 800 ringgit per bulan,” katanya.
Usaha bakso yang dirintis sejak 2011 ini, awalnya hanya berbekal uang sebesar Rp.10 Juta yang digunakan untuk mengontrak rumah yang sampai saat ini digunakan untuk berjualan bakso. Dengan jargon ” Harga Deso selera Kuto “, bakso Pak Ndut yang dikelola Mansyur, per porsi seharga Rp.2000.
“Dari awal pertama kali buka, hingga sampai sekarang harga bakso ini masih tetap stabil tidak pernah mengalami perubahan yakni Rp.2000 per porsi. Meski harga bahan baku mengalami kenaikan, kita jual tetap segitu,” ujar Mansyur kepada Super Radio, Senin (22/10/2018).
Khoifah, sang istri mengatakan, pihaknya sengaja menjual bakso dengan harga super murah, karena ingin masyarakat dari lapisan ekonomi menengah ke bawah bisa membeli makanan bakso dengan harga terjangkau.
” Dengan harga 2 ribu, orang orang dari kalangan menengah sampai ke bawah bisa merasakan bakso. Biasanya kalau bakso itu dari menengah ke atas ya, yang bisa beli, ujarnya.
Saat pertama kali buka, mereka hanya memiliki satu karyawan. Dan, seiring ramainya pengunjung yang datang, mereka memiliki 9 karyawan, dan tiga unit mesin pencetak pentol yang dibelinya dari Surabaya.
Kholifah menjamin bahan yang dipergunakan untuk membuat bakso 100 persen halal.
Untuk melengkapi daftar menu, warung bakso Pak Ndut, juga menyediakan minuman es janggel atau cao yang dijual Rp 1500 per gelas. Makanan lainnya yang dijual adalah tahu kuning khas Kediri dan tahu bakso.
Makanan dan minuman pendamping inilah, yang menjadi kunci dalam menjalankan roda usaha. Caranya, dengan mengambil keuntungan dari menu tambahan.
” Makanan dan minuman ini kan bisa mensubsidi, keuntungan bisa diambil dari lainya,” terang Kholifah.
Dengan harga relatif ringan dikantong, tak heran banyak pengggemar makanan bakso yang datang ke warung Pak Ndut. Mereka dari berbagai usia baik anak anak, pelajar, hingga dewasa.
“Pada momentum lebaran, jumlah pengunjung bisa berlipat lipat yang datang. Tempat parkir rumah, disebelah warung, kita pergunakan untuk berjualan. Warung sudah nggak muat, karena banyaknya pengunjung yang datang,” cetusnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pentol, per harinya mereka menghabiskan 1,5 kuintal daging sapi. Jika hari raya, bisa naik hingga 3 atau 4 kuintal daging.
Warung bakso Pak Ndut mulai buka sejak 08.00 hingga 19.30 WIB. (rh/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.