Awal Ramadan, Harga Sembako di Surabaya Masih Stabil
SR, Surabaya – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji memastikan harga sembako di pasaran Kota Surabaya, Jawa Timur, pada awal puasa Ramadan tahun ini masih terpantau stabil.
“Tidak ada kenaikan yang signifikan dan masih dalam kategori wajar. Jadi, sampai saat ini rata-rata masih stabil semuanya,” kata Armuji saat memimpin rapat koordinasi tentang ketersediaan dan harga bahan pokok selama Ramadan di Balai Kota Surabaya, Selasa (13/4/2021).
Pada kesempatan itu, Armuji menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini untuk bersama-sama mengantisipasi kelangkaan sembako di Kota Surabaya, terutama selama Bulan Ramadan ini.
Sebab, kata dia, seringkali kalau Bulan Ramadan dan hendak Idulfitri, bahan kebutuhan pokok di tengah-tengah warga mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan terus berusaha untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok.
“Jangan sampai harganya naik atau bahkan stoknya habis. Jadi, semua jajaran di Pemkot Surabaya bersinergi dan bergandeng tangan untuk terus menstabilkan harga selama Bulan Ramadan hingga Idulfitri,” katanya.
Menurut dia, sudah ada beberapa program yang sudah dijalankan oleh beberapa dinas di Pemkot Surabaya, salah satunya operasi pasar yang sudah dimulai sejak Senin (12/4/2021). “Operasi pasar ini bukan berjualan barang di pasar, tapi di RT/RW yang sudah ditunjuk oleh kecamatan, sehingga kebutuhan mereka didekatkan dan mereka tidak perlu jauh-jauh membeli kebutuhannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan ada dua program yang dilakukan untuk menstabilkan harga, terutama selama Bulan Ramadhan, yaitu operasi pasar di 31 kecamatan dan juga ada sidak pasar.
“Setiap kecamatan, biasanya ada dua titik operasi pasar. Sampai saat ini sudah ada sekitar lima kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar itu, yaitu Kecamatan Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut,” katanya.
Menurut dia, harga kebutuhan pokok yang dijual saat operasi pasar lebih murah dari pasaran. “Kami menjual gula Rp11.800 dan beras setiap kilogramnya hanya Rp9.200, komoditi yang lain juga di bawah harga pasar,” ujarnya.
Wiwiek mengatakan kalau ada yang mengatakan bahwa harga daging naik, itu sebenarnya tidak demikian.
“Jadi kalau masuk pasar lalu ketemu dengan harga daging Rp110 ribu, itu berarti daging yang yang sudah bagus, lemak-lemaknya sudah dihilangkan, dan itu tidak ada kenaikan selama seminggu atau sebulanan ini,” katanya. (*/ant/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.