Akademisi Unair Dukung Bahasa Isyarat Diusulkan Masuk Kurikulum

Rudy Hartono - 14 October 2025
Ketua Koordinator Airlangga Inclusive Learning (AIL), Dr Fitri Mutia AKS MSi. (net)

SR, Surabaya –  Wacana Menko PMK Pratikno untuk memasukkan bahasa isyarat dalam kurikulum pendidikan nasional menuai tanggapan dari kalangan akademisi. Salah satunya datang dari Fitri Mutia, dosen Universitas Airlangga (UNAIR) sekaligus Ketua Koordinator Airlangga Inclusive Learning (AIL).

Menurut Fitri, gagasan itu sejalan dengan semangat Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi Layak bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas. Regulasi tersebut menegaskan hak setiap peserta didik, termasuk penyandang tuli, untuk mendapatkan pendidikan yang setara.

“Di sana disebutkan pentingnya penyediaan kurikulum yang inklusif. Jadi kita perlu memfasilitasi teman-teman tuli di institusi pendidikan,” kata Fitri, Minggu (12/10/2025).

Namun, Fitri menilai kebijakan saja tidak cukup tanpa perubahan cara pandang masyarakat terhadap penyandang tuli. Ia menyoroti masih adanya anggapan bahwa penyandang tuli harus menyesuaikan diri dengan bahasa lisan, bukan sebaliknya.

“Padahal kemampuan berbahasa isyarat bukan hanya tanggung jawab teman-teman tuli, tapi juga masyarakat umum. Bahasa isyarat justru paling efisien, karena membaca gerak bibir atau voice to text belum tentu akurat,” ujarnya.

Fitri juga menekankan pentingnya melibatkan komunitas tuli dalam perumusan kebijakan dan pembelajaran bahasa isyarat. Menurutnya, pembelajaran seharusnya dilakukan langsung dari penutur asli yang sudah terverifikasi.

“Belajar bahasa isyarat tidak boleh sembarangan orang. Idealnya dari yang sudah terverifikasi. Kebijakan akan adil jika dibuat dengan melibatkan komunitas tuli,” jelasnya.

Agar wacana ini berkelanjutan, Fitri mendorong kesiapan dari berbagai aspek mulai dari tenaga pendidik, kurikulum, hingga penerimaan siswa tuli di sekolah umum.

“Pendidikan inklusif artinya bukan hanya di SLB. Teman-teman tuli juga harus bisa belajar di lingkungan terbuka dan setara,” tegasnya.

Fitri optimistis kebijakan bahasa isyarat masuk kurikulum bisa menjadi langkah awal menuju sistem pendidikan yang benar-benar inklusif. (*/red)

 

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.