Wiranto Berbagi Pengalaman Kontra Terorisme Di India

Yovie Wicaksono - 15 March 2017
Menko Polhukam Wiranto menjadi pembicara pada Counter Terrorism Conference 2017 pada Selasa 14 Maret 2017 di New Delhi, India (foto : Superradio/Niena Suartika)

SR, India – Ancaman teroris akan selalu ada dan harus selalu disadari. Semua pihak dinilai perlu untuk menguatkan kerjasama, baik secara bilateral, regional maupun global guna melawan ancaman teroris. Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto, saat menjadi pembicara dalam Counter Terrorism Conference (CTC) 2017, di New Delhi, India, Selasa (13/4/2017).

“Ancaman tersebut seharusnya menjadi pengingat kita, bahwa kita harus terus mempersiapkan diri serta melakukan segala daya upaya yang diperlukan guna mencegah dan melawan kejahatan yang luar biasa ini,” kata Wiranto.

Wiranto menyebutkan, tantangan kedepan adalah bagaimana menerapkan berbagai strategi guna menangkal teroris, seperti memperkuat pelaksanaan hukum, mengontrol perbatasan, serta pertukaran informasi antara negara asal, transit, dan negara tujuan. Menurut  Wiranto, pertemuan seperti konferensi ini dapat menjadi pemersatu berbagai negara untuk melawan teroris.

“Harapan saya, semua keinginan, perspektif, program dan rencana-rencana dalam melawan teroris dapat terus terealisasikan,” ujarnya.

Dia mencontohkan, bagaimana Indonesia merespon berbagai ancaman teroris yang terus berdatangan dengan pendekatan keras dan lembut.

“Dalam pendekatan keras kami memburu grup-grup teroris, memecah mata rantai mereka, dan melakukan penegakan hukum yang terus menerus,” lanjut Wiranto.

Hasilnya dapat terlihat dengan tewasnya para gembong pimpinan teroris di Indonesia, seperti pembuat bom Dr. Ashari, ahli propaganda Nurdin M. Top, dan baru-baru ini kelompok Santoso.

“Ini menunjukan bahwa Indonesia tidak pernah mentoleransi adanya teroris, dan kami berkomitmen untuk mengejar hingga kelompok terakhir,” tegas Wiranto.

Selain pendekatan keras, Indonesia juga menggunakan pendekatan halus dalam melawan teroris, yang dinamakan deradikalisasi atau program melawan radikalisas,i yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT).

“Untuk melawan propaganda, kita harus menggunakan narasi yang efekktif untuk melawan propaganda mereka, dan juga penting untuk  mencegah mereka mendapatkan akses lebih terhadap cyber technology,” papar Wiranto.

CTC 2017 yang dilangsungkan pada tanggal 14 hingga 16 maret ini merupakan tahun ketiga pertemuan yang digagas oleh Indian Foundation. Pada CTC 2017, tak kurang dari 50 pembicara dari berbagai negara dihadirkan untuk mengupas tuntas mengenai permasalahan terorisme di dunia selama 3 hari pelaksanaannya.

Bahas Masalah Keamanan Siber Dengan Wapres India

Selain masalah terorisme, Keamanan Siber juga menjadi prioritas bagi Indonesia. Karena ancaman tersebut sudah berada di setiap bidang, baik pada industri perbankan, migas, militer, media, bahkan pemerintah.

Isu ini pula yang dibahas oleh Menko Polhukam Wiranto bersama Wakil Presiden India, Mohammad Hamid Ansari, di Kantor Vice President India, New Delhi, India. Wiranto mengungkapkan, salah satu isu penting yang kini sedang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia adalah permasalahan Keamanan Siber.

“Sebagai salah satu isu yang baru, Cyber Security merupakan isu yang menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tentunya kami juga ingin bertukar pengetahuan dengan India yang tentunya telah memliki pengalaman dalam menghadapi permasalahan Cyber Security,” ujar Wiranto.

Sementara itu, Wakil Presiden India, Mohhamad Hamid Ansari mengatakan, apa yang sedang dihadapi oleh Indonesia juga merupakan suatu hal yang sedang dihadapi oleh India.

“India dan Indonesia memiliki banyak kemiripan, dan menghadapi masalah yang sama, tentu saja India dan Indonesia harus bekerjasama dengan erat dan praktikal, tidak hanya menyampaikan persoalan saja,” kata Mohhamad Hamid Ansari.

Kedepannya, Hamid Ansari meminta agar ada dialog komprehensif antara India dan Indonesia untuk membahas permasalahan keamanan.

“Karena masalah keamanan sekarang telah berkembang menjadi persoalan-persoalan yang transisional organize,” ujarnya.

Selain itu, Wiranto juga menemui Menteri Negara Urusan Dalam Negeri India, Kiren Rijuju. Dalam pertemuan tersebut, Wiranto dan Kiren membahas mengenai hubungan antara Indonesia dan India, yang diharapkan dapat memasuki kerjasama di bidang pertahanan khususnya dalam melawan terorisme.(ns/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.