Lima Filosofi Hidup Orang Jawa

Yovie Wicaksono - 24 May 2023
Tradisi Ritual Manten Kopi di Blitar. Foto : (Antara)

SR, Surabaya – Masyarakat Jawa memiliki nilai-nilai filosofi dalam menjalani kehidupannya. Bagi masyarakat Jawa setiap hal selalu punya makna yang dalam sehingga sesuatu yang kecil pun menjadi istimewa.

Hal ini juga yang melatarbelakangi kehidupan keluarga Jawa begitu akrab, hingga orang-orang menjadi tertarik dan bisa berbaur di tengah-tengah masyarakat Jawa. Bahkan orang Jawa yang merantau ke tempat lain bisa bertahan dan hidup harmonis dengan warga setempat.

Berikut lima filosofi hidup masyarakat Jawa:

  1. Ramah 

Sepertinya keramahan orang Jawa sudah terkenal seantero Indonesia. Sifat kalem dan ramah yang dimiliki orang Jawa menjadi modal utama untuk dekat dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga tidak salah jika orang Jawa bisa sangat akrab satu sama lain karena ramah dan menyenangkan hati. Masyarakat sekitar akan mendapatkan senyuman dan anggukan kepala saat melewati orang Jawa yang sedang duduk sambil melempar kata pamungkas, “monggo”.

  1. Norma Kesopanan Dijaga Kuat

Orang Jawa mempunyai norma kesopanan yang sangat kuat seperti dari cara mereka berbicara dan memilih kosakata. Orang Jawa mempunyai banyak kasta dalam bahasanya yang sampai saat ini masih dilestarikan. 

Orang yang usianya muda jika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil agar lebih sopan. Sedangkan ketika berbicara dengan mereka yang seumuran dapat menggunakan bahasa Jawa yang lebih fleksibel. Jadi antara orang tua dan yang lebih muda tetap merasa dihargai hanya dengan cara penggunaan tata bahasa yang tepat.

  1. Gotong Royong

Untuk terus hidup dalam kebersamaan, orang Jawa gemar melakukan hal bersama. Bergotong royong membangun peradaban yang lebih baik. Ini adalah ajaran dalam filosofi Jawa “guyub agawe santosa”. 

Hal ini bisa dilihat setiap beberapa bulan di kampung-kampung akan melakukan bersih desa, kerja bakti, atau kegiatan kemasyarakatan bersama lainnya. Jadi orang Jawa gemar melakukan hal bersama dan suka keramaian. Oleh karena itu, dalam tradisi Jawa sering ditemukan beragam acara adat dan ritual kebudayaan yang melibatkan ratusan orang.

  1. Makan Tidak Makan Asal Kumpul

Ini adalah salah satu ajaran budaya Jawa yang membuat masyarakatnya memperhatikan kepentingan bersama. Intinya, kumpul bersama keluarga dan sanak saudara jauh lebih berharga dan penting daripada sesuap nasi. “Mangan ra mangan sing penting ngumpul” menjadi meluas ke ranah yang lain. Ini menjadi panduan masyarakat Jawa untuk mementingkan urusan keluarga daripada urusan pribadi.

  1. Alon-Alon Waton Kelakon.

Jika hidup orang Jawa terlihat santai atau tidak ngoyo, itu karena mereka memiliki prinsip alon-alon waton kelakon yang artinya pelan-pelan yang penting kesampaian. Mereka menjalani kehidupan dengan kesederhanaan karena inti dari kebahagiaan hidup terletak dari kenikmatan saat menjalaninya. Kekayaan tidak selalu menjamin kebahagiaan jadi tidak perlu tergesa dan berambisi meraihnya. Hal tersebut membuat mereka berfokus pada apa yang dimiliki saat ini seperti keluarga, kerabat, dan hal-hal sederhana yang mereka punya tanpa memusingkan sesuatu yang belum mereka miliki.

Itulah beberapa Filosofi hidup orang Jawa yang membuat mereka akrab, guyub dan rukun dengan sekitar. Kerukunan serta rasa saling memiliki inilah yang membuat ikatan orang Jawa selalu kuat sepanjang masa tanpa iri, dengki, atau hal lain yang sering menimbulkan perpecahan. (*/vi/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.