Lewat Aksi Teatrikal “Manusia Terlilit Sampah”, Ecoton Ingatkan Bahaya Mikroplastik

Yovie Wicaksono - 6 June 2023
Aksi teatrikal "Manusia Terlilit Sampah" dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (6/6/2023). Foto : (Super Radio/Fena Olyvira)

SR, Surabaya  – Puluhan aktivis lingkungan Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, Ecoton menggelar aksi teatrikal “Manusia Terlilit Sampah” dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (6/6/2023).

Dengan tubuh yang dililit plastik, para aktivis lingkungan berdiri disamping sejumlah manekin berkacamata yang juga dililit plastik dan botol plastik. Mereka juga melakukan orasi terkait bahaya mikroplastik bagi makhluk hidup, termasuk bagi manusia.

“Ini sebagai gambaran bahwa sebenarnya secara tidak langsung manusia telah terlilit oleh plastik, sehingga tidak dapat terbebas dari ancaman-ancaman penyakit yang mengganggu kesehatan. Polusi plastik telah masuk ke rantai makanan dan merusak ekosistem. Lalu kenapa kacamata itu kita display? Ya karena manusia masih tetap bergaya meskipun mikroplastik sudah ada ditubuhnya,” ujar peneliti dari Ecoton, Alex Rahmatullah di sela-sela aksi.

Ia mengatakan, mulai dari proses produksi, konsumsi hingga pembuangannya, plastik memiliki potensi polusi yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Berdasarkan hasil kajian IPEN 2022 plastik mengandung lebih dari 10.000 bahan kimia, sementara 2.400 bahan kimia ini adalah zat yang menjadi perhatian. Beberapa bahan kimia seperti ftalat, BPA, senyawa perfluorinasi yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat plastik telah dikaitkan dengan dampak kesehatan seperti kanker, kerusakan pada kekebalan tubuh, kesehatan reproduksi, gangguan fungsi intelektual, keterlambatan perkembangan dan kesehatan serius lainnya.

“Ftalat dapat menurunkan tingkat hormon testosterone dan estrogen memblokir kerja hormon tyroid dan sebagai racun pencemar sistem reproduksi, Bisphenol mempengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan kecemasan dan mengganggu hormon reproduksi,” katanya.

Kemudian alkhylphenol, dapat mempengaruhi infertilitas pada laki-laki yang menyebabkan jumlah sperma rendah bahkan meningkatkan resiko kanker. Senyawa Bisphenol A dan ftalat termasuk senyawa EDC (Endocrine-Disrupting Chemicals), yang menyebabkan kerusakan vas deferens, konsentrasi sperma menurun, meningkat malformasi (kelainan bentuk) sperma, menurunkan motilitas sperma sehingga sulit untuk membuahi ovum dan apoptosis sel spermatogenic (kematian sel spermatogenic).

“Selain itu, senyawa tersebut memicu gangguan hormon pada wanita hingga menyebabkan Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon. Hal ini
dapat menyebabkan periode menstruasi tidak teratur disertai pembentukan kista pada ovarium. Kondisi ini juga dapat menyebabkan wanita sulit untuk hamil,” sambungnya.

Ia menegaskan, hal ini menjadi kekhawatiran terhadap ancaman polusi yang dihasilkan oleh plastik. Mengingat semakin sempit peluang hidup sehat manusia apabila laju konsumsi plastik sekali pakai tidak dihentikan.

Making Oceans Plastic Free (2017) menyebutkan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Artinya bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton pertahunnya. Sampah kantong plastik menyumbang setidaknya 40 persen dari keseluruhan sampah plastik di Indonesia. Sebanyak 511.560 ton kantong plastik yang digunakan masyarakat Indonesia berakhir ke lautan.

Lalu berdasarkan data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menyebutkan, 70 persen sampah plastik nasional diperkirakan sejumlah 4,8 juta ton pertahun tidak terkelola dengan baik, seperti dibakar di ruang terbuka (48 persen), tidak dikelola layak di tempat pembuangan sampah resmi (13 persen) dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9 persen).

Kepala Laboratorium Ecoton Rafika Aprilianti menambahkan, data Ecoton (2023) telah mengidentifikasi mikroplastik pada sedimen Kali Pelayaran sebanyak 6.682 partikel mikroplastik. 1075 partikel mikroplastik di 4 oultlet pabrik kertas. Bahkan, ditemukan mikroplastik pada ASI ibu hamil.

“Sepanjang 2023, Ecoton telah mengidentifikasi kontaminasi mikroplastik di air sungai, udang, ikan, kerang, sedimen, udara bahkan telah ditemukan pada feses manusia dan ASI ibu hamil,” katanya.

Maka dari itu, pada momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini pihaknya mendorong adanya kajian dan langkah strategis untuk secara efektif membatasi produksi plastik. Dimana pemerintah harus terlibat aktif dalam menghentikan rantai pencemaran lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh plastik dengan membangun komitmen melalui perjanjian plastik global dalam membatasi penggunaan plastik sekali pakai.

Kemudian membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, menindak tegas produsen-produsen yang melakukan ekstraksi dan eksploitasi sumberdaya alam yang berdampak pada krisis iklim, polusi plastik dan pencemaran lingkungan.

“Ini juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat agar bisa menerapkan pola hidup zero waste. Tidak lagi menggunakan plastik dan sedotan sekali pakai, styrofoam, popok sekali pakai dan produk kemasan sachet yang tidak bisa diolah kembali. Karena pada dasarnya Hari Lingkungan Hidup tidak hanya diperingati setiap 5 Juni, tapi kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (fos/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.