Kesurupan Rentan bagi Remaja. Ini Penyebab dan Pencegahannya

Yovie Wicaksono - 4 August 2021
Ilustrasi. Foto : (Istimewa)

SR, Surabaya – Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, tentu tidak asing dengan istilah kesurupan.

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesurupan memiliki arti kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak yang aneh-aneh.

Sedang dalam bahasa Jawa, surup untuk menyimbolkan waktu sore hari atau senja. Dimana pada waktu tersebut, konon masyarakat Jawa menganggap makhluk gaib berkeliaran.

Seringkali dikaitkan dengan makhluk gaib, ternyata kesurupan bisa dijelaskan dari sisi ilmu pengetahuan, tepatnya psikologi.

Dosen Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Michael Seno Rahardanto mengatakan, dalam Buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa, kesurupan tergolong sebagai gangguan identitas disosiasi.

“Disosiasi artinya terpecah. Apanya yang terpecah? kepribadiannya. Menurut ilmu kejiwaan yang disebut kesurupan itu adalah ketika kepribadian seseorang terpecah menjadi beberapa kepingan,” ujarnya dalam diskusi virtual yang bertajuk “Kesurupan pada Remaja”, Selasa (3/8/2021) malam.

Dosen yang akrab disapa Danto ini mengatakan, menurut teori disosiasi klasik, kepribadian bisa terpecah ketika seseorang mengalami stres akut, trauma yang kuat, yang tidak mampu ditahan oleh orang itu, sehingga mekanisme bawah sadar kepribadiannya memecah untuk menghindarkan dari rasa sakit yang tidak tertahankan.

Maka dari itu, ketika orang tersebut mengalami kesurupan, ia akan mengutarakan hal-hal yang selama ini tidak dapat diutarakannya dalam kondisi sadar.

Adapun beberapa gejala orang yang akan mengalami kesurupan diantaranya adalah keringat dingin, muntah, dan kepala berkunang-kunang.

Siapa yang rentan kesurupan?

Ilustrasi. Foto : (Side Effects Public Media)

Danto mengatakan, salah satu golongan yang rentan kesurupan adalah remaja. Hal tersebut karena daya tahan mental remaja yang masih kurang dan mudah terpengaruh atau tersugesti.

Penelitian di Sri Lanka dan Indonesia menunjukkan bahwa sulung atau anak pertama lebih rentan kesurupan. Namun belum ada literatur yang secara definitif menyatakan apa penyebabnya.

“Kenapa orang sulung? kita tidak tahu. Tetapi orang sulung atau orang yang dalam keluarganya diposisikan seperti sulung yang saya dapati kesurupan itu semuanya memegang beban berat,” ujar dosen yang meneliti fenomena kesurupan dalam tesis dan disertasinya ini.

Kemudian, orang yang memiliki beban hidup berat dan seringkali dipendam serta tidak diekspresikan dengan baik juga membuatnya menjadi rawan kesurupan.

Selain itu, tipe kepribadian yang rentan adalah introvert, yakni orang yang ketika memiliki masalah cenderung lebih suka menghabiskan waktu sendirian.

“Serta mereka yang berasal dari keluarga yang chaotic (tidak terdapatnya aturan dalam keluarga sehingga keluarga menjadi kacau), disengaged (kedekatan emosional yang kurang bahkan cenderung tidak ada). Ini sangat kentara pada orang yang biasanya kesurupan pertama kali pada kasus kesurupan masal,” tandasnya.

Cara mencegah kesurupan

Ilustrasi. Foto : (Freepik.com/Tirachardz)

Mengingat stres atau beban hidup yang berat membuat seseorang menjadi rentan mengalami kesurupan, Danto mengatakan, maka pengelolaan stres menjadi hal yang penting. Bisa dengan cara bercerita kepada orang lain (bisa orang terdekat atau yang dipercaya, maupun seorang profesional) untuk meringankan beban, maupun menulis buku harian sebagai proses penyembuhan diri dengan cara menyalurkan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan.

Hal tersebut lantaran kesabaran manusia memiliki batas. Manusia juga tidak akan bisa membawa atau menanggung beban itu seterusnya.

“Anda harus mencari cara agar beban itu menjadi ringan, entah anda berani meletakkan beban tersebut, memaafkan orang yang menyakiti anda, atau lainnya. Karena anda adalah manusia biasa, kekuatan anda terbatas. Semakin lama anda membawa beban itu, maka mental anda akan runtuh dan kepribadian anda bisa terpecah sehingga bisa terjadi kesurupan tadi,” katanya.

Danto juga meminta agar seseorang tersebut mengambil tanggung jawab lebih besar untuk mengatakan, “bahwa kebahagiaanku adalah tanggung jawabku. Aku yang harus membuatku bahagia, bukan orang lain”.

Sementara itu, jika ada yang mengetahui seseorang sedang sedih, murung, atau mengasingkan diri, bisa mengambil peran dengan cara mengajaknya berbincang atau sekadar mendengarkan keluh kesahnya untuk setidaknya bisa sedikit mengurangi stres atau bebannya.

Cara menghadapi seseorang yang kesurupan

Ilustrasi

Danto menegaskan, saat menghadapi seseorang yang kesurupan, hal yang terpenting adalah harus tenang terlebih dahulu.

“Saat menghadapi orang kesurupan ada rasa takut dan khawatir itu wajar, tapi ketenangan kita itu diperlukan. Kalau kita tidak tenang, kita juga sulit menolong orang itu. Dan kalau kita sendiri tidak tenang, apalagi kalau kita tersugesti ya kita sendiri bisa kesurupan. Kalau kita tidak mampu, jangan dipaksakan,” tandasnya.

Kemudian, membawa seseorang yang kesurupan ke ruang yang tertutup agar jangan sampai menjadi tontonan, dilihat atau didengar orang lain, karena kesurupan bisa menular secara visual dan auditori.

“Harus segera dipisahkan, karena kalau dilihat atau didengar oleh orang lain yang juga rentan, mereka juga bisa ikut kesurupan,” tandasnya.

Dijelaskan, ketika seseorang dalam kondisi kesurupan, sebagian besar dari mereka tidak sepenuhnya hilang kesadaran, melainkan kehilangan kendali atas tubuhnya. Maka hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah memberikan sugesti ketenangan.

“Kemudian memberikan rasa aman dan nyaman pada orang itu tanpa syarat, tanpa penghakiman. Perlahan lahan itu nanti akan pulih. Bukan justru melakukan konfrontasi, karena reaksi pemberontakannya bisa jauh lebih kuat,” ujarnya.

Ia menegaskan, hal tersebut dilakukan jika kesurupan itu memang karena masalah kejiwaan, bukan karena kerasukan setan atau roh jahat yang biasanya memiliki ciri-ciri tersendiri, misalnya seseorang yang tiba-tiba bisa berbahasa asing diluar bahasa kesehariannya, menujukkan tanda-tanda fisik yang tidak bisa dijelaskan, seperti bisa melayang atau muncul goresan dan luka pada tubuhnya. (fos/red)

Tags: , , , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.