Hamil di Usia 35 Tahun, Potensi MIliki Anak Down Syndrome

Yovie Wicaksono - 27 February 2017
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Bambang Wasito Tjipto. (Foto : Superradio/Nirwasita Gantari)

SR, Surabaya – Menikah di atas usia 30 tahun di era sekarang ini bukan lagi menjadi hal asing, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Banyak alasan mengapa generasi sekarang memilih menikah di atas usia 30 tahun, salah satunya adalah karir dan kontrak kerja yang tidak memungkinkan untuk menikah.

Bagi mereka yang memilih menikah di atas usia 30 tahun, tentu memiliki resiko kesehatan, terutama bagi kaum perempuan. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Bambang Wasito Tjipto mengatakan, resiko kesehatan yang dimaksud adalah kehamilan pertama di usia 35 tahun.

Menurut Bambang, perempuan yang mengalami kehamilan pertama di usia 35 tahun, berpotensi memiliki anak yang down syndrome. Penyebabnya, indung telur saat dibuahi sperma, sudah banyak yang tua.

“Meski memiliki potensi, namun jumlahnya sangat jarang, yakni 1 dari 800 kelahiran,” ujar pria yang berprofesi sebagai dokter spesialis andrologi ini, Senin (27/2/2017).

Bambang menambahkan, down syndrome atau tidaknya anak bisa dideteksi sejak dini, yakni dengan cara mengambil air ketuban untuk di uji laboratorium. Deteksi ini diperlukan, terutama bagi mereka yang memiliki garis keturunan down syndrome.

“Jika ada keturunan, misalnya anak pertama down syndrome, maka anak yang kedua harus di test melalui air ketubannya,” terangnya.

Anak down syndrome, pada saat bayi baru lahir tidak kelihatan. Kondisi baru akan diketahui setelah tahun berjalan, terutama pada  perkembangan fisik dan otak. Secara fisik, anak down syndrome memiliki hidung pesek, jidatnya benjol dan memiliki ciri seperti ras mongoloid.

Secara umum, down syndrome terjadi karena adanya kelainan genetik. Pada kondisi normal, kromosom anak berjumlah 46 yang terbagi menjadi dua, yakni 23 dari ayah dan 23 dari ibu. Sedangkan anak down syndrome terjadi lompatan di kromosom, sehingga jumlahnya tidaklagi dua melainkan tiga.

Pernikahan sedarah atau antar saudara juga tidak menyebabkan down syndrome, melainkan bibir sumbing. (ng/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.