Dosen UPN Tampilkan Potret Kehidupan Legenda ‘Sarip Tambak Oso’

Yovie Wicaksono - 14 September 2024
Sebagian karya fotografi hasil jepretan Dosen Desain Komunikasi Visual UPN Jatim, Aryo Bayu Wibisono, dipamerkan di area basement Balai Pemuda Surabaya, Jumat (13/9/2024). (foto:hamidiah kurnia/superradio.id)

SR, Surabaya – Sekira 26 karya fotografi hasil jepretan Dosen Desain Komunikasi Visual UPN Jatim, Aryo Bayu Wibisono, dipamerkan di area basement Balai Pemuda Surabaya, Jumat (13/9/2024).

Tak sekadar karya, puluhan foto yang identik dengan nuansa laut tersebut, menyimpan makna tentang tokoh yang dijuluki robinhood dari Sidoarjo bernama Sarip Tambak Oso.

“Pameran ini cara saya menceritakan kembali cerita sarip tambak oso dari yang sebelumnya diceritakan negatif oleh media belanda,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan. Aryo mengaku tema tersebut didasari atas rasa penasarannya pada sosok Sarip Tambak Oso. Menurutnya tokoh tersebut berhak mendapat atensi lebih dan digali sisi positifnya.

Seperti diketahui sarip tambak oso merupakan tokoh dalam cerita rakyat  yang diceritakan sebagai robinhoodnya Sidoarjo yang sakti dan sulit mati.

Diceritakan bahwa di tahun 1900an ada sosok bernama Sarip. Ia adalah anak nelayan Tambak Oso yang suka menolong warga miskin dengan cara mencuri harta orang kaya yang pelit, rentenir dan orang belanda.

Poin inilah yang digali Aryo. Dosen UPN tersebut ingin mencari titik tengah antara fakta dan mitos yang ada.

Dosen Desain Komunikasi Visual UPN Jatim, Aryo Bayu Wibisono. (foto:hamidiah kurnia/superradio.id)

Sekira dua tahun ia melakukan riset dan menemukan bahwa sosok Sarip Tambak Oso adalah tokoh nyata yang diberitakan di enam koran Belanda. “Di koran belanda saya temukan fakta lain. Sosok sarip itu memang pernah ada di tambak oso tapi dia sebenarnya orang tambak rejo,” tuturnya.

Karena itu ia pun terbesit untuk membuat karya yang terinspirasi dari tiga nilai kehidupan Sarip Tambak Oso yakni semangat, berbakti, dan ikhlas. Nilai-nilai tersebut kemudian direpresentasikan dengan kehidupan nelayan di Tambak Oso dalam potret unik.

“Ternyata saya kaji ada kesesuaian dengan masyarakat Tambak Oso. Bagaimana mereka berjuang di alam sebagai nelayan, mereka juga tidak melaut kalau tidak mendapat izin orang tuanya, lalu mereka juga ikhlas dengan hasil melaut yang didapat,” sebutnya.

Aryo pun berharap ke depan orang-orang makin mengenal sosok Sarip Tambak Oso dari sisi positif dan makin banyak cerita rakyat yang terungkap. “Ada 1200 cerita rakyat tapi yang terbukukan hanya 300, artinya butuh jalan panjang untuk mengupas itu,” ujarnya.

Sementara itu salah satu pengunjung,  Atik, mangungkapkan apresiasinya pada foto-foto yang ditampilkan. Guru Sekolah Alam Bengkulu Mahira mengaku kagum pada makna yang terkandung dalam tiap foto.

“Karena saya dari sumatra selatan kami dari sekolah alam bengkulu mahira ini kita tour. Yang paling menarik itu foto rezeki di tangan allah dan jala kebidupan, maknanya tinggi, saya paling suka dua itu,” ucapnya.

Sekadar informasi pameran tersebut merupakan bagian disertasi S3 Aryo Bayu Wibisono yang menghasilkan metode baru bernama OEPI (outdoor photography, editing, printing, dan indoor photography). (hk/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.