Sebanyak 700 Peserta Meriahkan Festival Rujak Uleg di HJKS ke-729

Yovie Wicaksono - 22 May 2022

SR, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menyelenggarakan Festival Rujak Uleg, pasca dua tahun vakum karena situasi pandemi Covid-19. Penyelenggaraan festival di tahun 2022 ini sekaligus untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 729.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, Festival Rujak Uleg yang digelar di sepanjang Jalan Kembang Jepun, (Kya-kya) Surabaya pada Minggu (22/5/2022) malam ini setidaknya melibatkan sekira 700 peserta.

“Para peserta itu terdiri dari perwakilan komunitas adat dan ekspatriat, mahasiswa asing di Surabaya dan perhotelan. Juga, ada dari perwakilan masing-masing kecamatan dan PD (Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Surabaya serta masyarakat umum,” kata Wiwiek.

Festival ini juga melibatkan kurang lebih 50 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kota Surabaya. 

“Ini untuk menjadikan kegiatan festival sebagai kebangkitan perekonomian lokal di Surabaya,” terang Wiwiek.

Menurutnya, keberagaman peserta dan komunitas yang hadir selaras dengan tagline HJKS 729 yaitu ‘Sinergi Kuat untuk Surabaya Hebat’. Terlebih lagi, Rujak Cingur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI pada tahun 2021 sebagai makanan yang menjadi simbol dan ciri khas Kota Surabaya.

“Munculnya Rujak Cingur sebagai makanan rakyat tidak dapat dilepaskan dari peranan petis yang menjadi penyedap rasa dan menjadi bahan dasar olahan Rujak Cingur. Di Surabaya, terdapat warung makan Rujak Cingur Genteng Durasim yang berdiri sejak tahun 1938,” ungkap dia.

Keseriusan dan ketelatenan dari berbagai stakeholder, dikatakan Wiwiek, telah mampu mempertahankan cita rasa dan melestarikan Rujak Cingur dari generasi ke generasi. 

“Oleh karena itu, Rujak Cingur ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda mengingat pentingnya warisan budaya sebagai ciri khas dan jati diri bangsa,” sambungnya.

Meski demikian, munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi, tak luput dari perhatian Pemkot Surabaya. Oleh sebabnya, Wiwiek menyatakan, Pemkot telah menjalin kerja sama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memastikan semua cingur yang digunakan oleh peserta higienis dan tidak terinfeksi penyakit.

“Seluruh peserta Festival Rujak Uleg menggunakan cingur yang di supply oleh RPH dan sudah terjamin kualitasnya,” pungkasnya. (*/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.