Rokok Jadi Kanvas: Warung Kopi Surabaya Hidupkan Tradisi Nyete
SR, Surabaya – Di malam cerah di warung kopi Omahe Mbah Giyo, Minggu (14/9/2025) di Jl. Gubeng Kertajaya I Raya Nomor 15 Surabaya, mulai berdatangan tamu. Mereka datang untuk menjadi pendukung atau penonton final “Kompetisi Nyete Kopi dan Batik”.
Tradisi nyete, atau lebih umum dikenal dengan sebutan cethe, adalah sebuah tradisi unik yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, yaitu kebiasaan mengoleskan ampas kopi ke seluruh atau sebagian batang rokok. Namun dalam kompetisi ini, cethe harus dilukis dalam motif batik ke batang rokok.

Ada tujuh peserta finalis yang Bersiap untuk unjuk kreasi. Kompetisi nyete ini menarik perhatian berbagai kalangan, dari seniman hingga pecinta budaya, untuk beradu kreativitas dalam menghias batang rokok dengan motif khas dan teknik tradisional. Suasana warung kopi yang hangat menjadikan lomba ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga ruang perjumpaan lintas generasi yang memperkuat identitas budaya Surabaya.
Sebelum para finalis beraksi, Antonio Carlos, pecinta batik yang juga salah satu juri kompetisi itu memberikan beberapa motif batik yang bisa diaplikasikan di permukaan batang rokok. Menurutnya tidak mudah melukis batik di permukaan sempit dan bulat, sementara seni batik lebih sering diaplikasikan di atas kain yang lebar.

“menurut saya untuk motif yang —– cocok diaplikasikan di batang rokok di antaranya pola lereng (bidang miring), ceplok dan bidang datar. Pola ceplok ada motif ceplok satriyo Wibowo atau ceplok nitik kemabgn waru. Lalu pola motif lereng contohnya aneka parang, gambar hewan hewan atau bunga. Biang datar contohnya motif mega mendung (awan-awan), Ini bisa ditiru diterapkan atau bisa inspirasi para peserta,”
Tepat pukul 20.00 WIB, para finalis menempati kursi dan meja masing-masing, ada yang duduk berhadap-hadapan tapi ada juga yang duduk berjajar. Di atas meja telah disediakan cete di atas lepek (piring kecil), cairan kental manis, dan dua tusuk gigi. “Rokok boleh milik sendiri atau boleh minta panitia. Waktu melukis 20 menit,” kata Johannes Budi, pemilik warung kopi Omahe Mbah Giyo.

Lebih jauh tentang kompetisi nyete batik dan kopi, Carlos dalam penilaiannya akan menekankan pentingnya keselarasan antara bentuk rokok dan narasi visual yang diusung oleh motif. “Yang dinilai tidak hanya melihat aspek estetika, tetapi juga ketepatan teknik, keberanian dalam eksplorasi motif, dan kemampuan peserta dalam menyampaikan cerita melalui medium sekecil sebatang rokok,”ungkap seniman batik asal Surabaya itu kepada Super Radio.
Sementara itu di sela kompetisi, salah seorang finalis, Arief mengaku baru pertama kali ikut lomba semacam ini. Ia tahu ada kompetisi nyete karena memang salah satu pelanggan tetap di warkop Omahe Mbah Giyo itu. “Karena didesak ikut, ya saya ikut. Apalagi di sini juga bisa langsung belajar pada ahlinya. Saya cukup senang bisa berpartisipasi,” kata Arief setelah menyelesaikan gambarnya dan memilih motif kembang.

Berbeda dengan Prima, finalis lainnya, ia tampak antusias saat menghadapi babak final itu. Pasalnya, pria berpostur tinggi itu mengaku telah lama menekuni hobi lukis dengan menggunakan cete. Baginya, melukis rokok bukan sekadar seni, tetapi juga cara menjaga tradisi yang mulai jarang ditemui. “Nyete itu soal rasa dan ketekunan,” ujarnya sambil menunjukkan rokok kretek yang telah ia hias dengan motif lereng dan sodeng.
Atas partisipasi para peserta Kompetisi Nyete Batik dan Tulis, Johan, sapaan akrab Johannes Budi, mengucapkan terima kasih. Kompetisi ini sesungguhnya juga bagian perayaan Warkop Omahe Mbah Giyo yang telah 8 tahun beroperasi. “Warung kopi ini memang tempat kumpulnya teman-teman seniman, budayawan. Ide bikin kompetisi ini salah satunya untuk mengenalkan tradisi nyete kepada masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Acara ini juga didukung teman-teman seprofesi di dunia perkopian, café, FnB (food and bavarage), juga keluarga besar saya,” pungkas Johan. (vico wildan)
Tags: ampas kopi, Batik, nyete, omahe mbah giyo, superradio.id, tradisi
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





