Rekomendasi Akomodasi Inklusif untuk 5 Ragam Penyandang Disabilitas di Tempat Kerja
SR, Surabaya – Penyandang disabilitas kerap mengalami lebih banyak kesulitan saat bekerja. Hal tersebut seringkali disebabkan oleh akomodasi yang kurang inklusif di tempat kerja.
Oleh karena itu, Komisioner Komnas Disabilitas RepubIik Indonesia, Fatimah Asri Muthmainah mengungkap akomodasi-akomodasi inklusif yang bisa disediakan oleh tempat kerja untuk pekerja disabilitas.
1. Disabilitas Fisik
Sediakan Ramp dan Lift Aksesibel
Ramp dan lift menjadi hal utama yang dibutuhkan penyandang disabilitas fisik di tempat kerja. Jika di kantor tersebut tidak disediakan lift, maka pengguna kursi roda dapat bekerja di lantai 1.
“Ketika bicara disabilitas fisik, maka tempat kerja harus ada ramp dan juga lift. Tapi, kalaupun tidak ada lift, bisa membentuk keringanan untuk penyandang disabilitas. Misalnya, pengguna kursi roda jangan bekerja di lantai 2, tapi disediakan untuk bekerja di lantai 1 saja,” kata Fatimah.
Area Parkir yang Mudah Diakses
Selain ramp dan lift aksesibel, area parkir yang mudah diakses penyandang disabilitas juga menjadi pertimbangan penting untuk tempat kerja.
“Kemudian, sediakan area parkir yang dekat agar tidak memakan tenaga lebih untuk pengguna kursi roda,” katanya.
Fatimah juga mengingatkan, beberapa peralatan penunjang dapat dimodifikasi dan diadaptasi sesuai hambatan. Seperti toilet ramah disabilitas, dan ruang kerja yang memiliki spasi ruang yang memudahkan mobilitas selama bekerja.
2. Disabilitas Rungu dan Wicara
Sediakan Juru Bahasa Isyarat
Lebih lanjut, menurut Fatimah, kehadiran juru bahasa isyarat merupakan hal yang vital untuk penyandang disabilitas rungu dan wicara.
“Bagi penyandang tunarungu dan tunawicara, dibutuhkan diantaranya juru bahasa isyarat, juga informasi dalam bentuk teks atau cahaya, serta komunikasi dengan desain deaf space,” ujarnya.
Informasi Berbentuk Tulisan
Mengingat penyandang disabilitas rungu dan wicara memiliki hambatan berkomunikasi, Ia menegaskan untuk memperbanyak informasi berbentuk tulisan.
“Pernah terjadi, penyandang disabilitas pernah ketinggalan kereta di stasiun ketika ada perubahan jadwal kereta. Karena apa? Karena tidak ada pengumuman yang bisa dibaca,” lanjutnya.
3. Disabilitas Netra, Guiding Block dan Informasi dalam Format Suara dan Braille
Tidak hanya di tempat umum, guiding block atau jalan pemandu juga dibutuhkan di tempat kerja dengan penyandang disabilitas untuk membantu akses berjalan.
Wanita yang juga merupakan Pembina Organisasi Disabilitas Multi Karya Rembang (DMKR) itu juga mengingatkan pentingnya informasi dalam format suara dan Braille.
“Bagi disabilitas netra, yang dibutuhkan tentu guiding block. Lalu, juga tersedianya info dalam format suara dan Braille,” katanya.
4. Disabilitas Intelektual
Informasi yang Mudah Dimengerti
Fatimah mengungkap, penyandang disabilitas intelektual membutuhkan informasi yang mudah dimengerti. Misalnya dengan informasi dan instruksi berbentuk gambar yang disertai kalimat sederhana. Kemudian, material yang eye-catching (menarik perhatian/mencolok) untuk memudahkan, mengenal, menandai, dan mengingat tempat-tempat di perusahaan.
Tingkat Kebisingan Rendah
Fatimah menjelaskan, tingkat kebisingan rendah dibutuhkan untuk penyandang disabilitas intelektual. Hal ini agar mereka dapat berkonsentrasi dalam bekerja.
“Penyandang intelektual ini ketika bekerja itu lebih fokus dari siapapun, tapi hanya bisa fokus pada satu pekerjaan,” tuturnya.
5. Disabilitas Mental
Sediakan Tempat Istirahat Cukup
Untuk disabilitas mental, Fatimah menerangkan pentingnya menyediakan ruang istirahat. Hal tersebut dikarenakan mereka membutuhkan ruang tenang di tempat kerja.
“Sediakan pojok istirahat seperti sofa dan ruang tidur kecil jika acara atau rapat berlangsung seharian. Jadi, harus kita pahami bahwa teman-teman disabilitas mental ini memang lebih butuh ketenangan,” pungkas Fatimah. (*/vi/red)
Tags: Aksesibel, Disabilitas di Tempat Kerja, Komisioner Komnas Disabilitas, Rekomendasi Akomodasi Inklusif
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.