Pasca Libur Lebaran, Satgas Covid-19 Minta Pemda Waspadai Kenaikan Klaster Keluarga

Yovie Wicaksono - 23 May 2021
Ilustrasi.

SR, Jakarta – Satgas Covid-19 mengingatkan seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mewaspadai klaster keluarga pasca libur lebaran Idulfitri 1442 H tahun 2021.

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aiysiah, mengatakan, ada beberapa potensi sumber penularan covid-19 pasca lebaran. Antara lain para pemudik atau pelaku perjalanan, salat terawih saat bulan ramadan, kegiatan halal bi halal, kerumunan di pusat perbelanjaan, dan kerumunan di lokasi wisata.

“Kewaspadaan perlu dilakukan, karena beberapa kasus sudah terjadi dengan munculnya klaster-klaster baru. Antara lain, klaster halal bi halal di Cilangkap Jakarta Timur dengan 51 orang positif di 16 rumah, klaster tarawih di Malang Jawa Timur dengan 21 warga terkonfirmasi positif, dan klaster pelaku perjalanan di Griya Melati, Bogor dengan 25 warga positif,” ujar Dewi saat Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang dilakukan secara virtual, Minggu (23/5/2021).

Dewi yang juga seorang ahli epidemologi ini pun kemudian memberikan rekomendasi antisipasi kenaikan kasus pasca libur Idulfitri 1442 H, yakni dengan mengoptimalkan 3T, meningkatkan jumlah testing, perkuat kegiatan tracing, pelaksanaan karantina terpusat, dan memantau angka positivity rate dan varian-variannya.

Selain itu, perlu dilakukan pengendalian terkecil, yakni mengimplementasikan micro lockdown, memaksimalkan peran posko kelurahan/desa, serta menjalankan sekenario pengendalian hingga level RT.

Satgas Covid-19 juga merekomendaskan untuk melakukan kolaborasi lintas lembaga dan melibatkan masyarakat. Antara lain dengan menumbuhkan kesadaran dan gotong royong masyarakat untuk saling menjaga, pengetatan pelaksanaan 3M dan penegakan disiplin serta kolaborasi lintas institusi dan sektoral, dari level pusat hingga daerah.

Perubahan Perilaku Investasi Jangka Panjang

Melihat catatan kasus Covid-19 yang fluktuatif tersebut, Satgas Covid-19 juga mengingatkan akan pentingnya komunikasi publik agar kasus tidak kembali meledak.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Hari B Harmadi, mengatakan, pencegahan melalui strategi promotif dan preventif jauh lebih murah dibandingkan kuratif atau pengobatan.
Selain itu, yang penting diketahui oleh masyarakat adalah perubahan perilaku merupakan investasi jangka panjang. Selama ini perubahan perilaku bersifat tidak terwujud, sehingga hal ini sering diabaikan para pengambil kebijakan.
Sonny pun mengimbau agar Satgas Covid-19 di daerah membentuk tim perubahan perilaku. Namun hal ini juga harus didukung dengan kebijakan dan anggaran yang memadai. Tim perubahan perilaku juga harus mempunyai strategi dengan target yang terukur, serta melakukan implementasi, monitoring dan evaluasi.
Dalam Strategi perubahan perilaku ini, tim satgas di daerah harus rajin mengkampanyekan perubahan perilaku kepada masyarakat, waspada dan lawan hoax atau disinformasi, dan melakukan kemitraan dengan berbagai kalangan.
“Pada strategi perubahan perilaku ini, ketua RT/RW/Kades/Lurah bersama babinsa dan Bhabinkamtibmas menjadi ujung tombak keberhasilan,” ujar Sonny. (*/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.