Mengenal Sistem Penanggalan Jawa

SR, Surabaya – Sebagian orang, mungkin tidak asing dengan penanggalan Jawa. Penanggalan ini merupakan sebuah sistem yang bermula dari Kesultanan Mataram dan telah digunakan sejak zaman tersebut.
Terdapat dua sistem penanggalan yang saat itu digunakan, yaitu kalender Jawa dan kalender Masehi. Kalender Jawa digunakan sebagai patokan penyelenggaraan upacara adat kerajaan, sedangkan kalender Masehi biasa digunakan untuk menyelaraskan urusan administrasi kerajaan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat.
1. Asal Usul Penanggalan Jawa
Digunakan pertama kali pada masa Kesultanan Mataram, kalender Jawa juga dapat disebut sebagai Kalender Sultan Agungan. Kalender tersebut diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma.
Pada masa raja ketiga dari Kesultanan Mataram (1613-1645 M) itu, perayaan adat yang diselenggarakan kerajaan tidak berjalan selaras dengan perayaan hari besar Islam. Agar perayaan tersebut dapat diselenggarakan bersamaan, Sultan Agung kemudian menciptakan sistem penanggalan baru atau yang lebih dikenal sebagai kalender Jawa.
2. Sistem Penanggalan Jawa
Sistem penanggalan Jawa memiliki dua siklus hari. Ada siklus mingguan, yakni tujuh hari mulai Minggu sampai Sabtu dan siklus pancawara dengan lima hari pasaran.
Tidak hanya itu, penanggalan ini juga turut memadukan sistem penanggalan dari budaya yang berbeda. Tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Agung, mereka memadukan antara sistem penanggalan Islam dan Hindu.
3. Lima Hari Pasaran Kalender Jawa
Jika di kalender Masehi terdapat tujuh hari, maka berbeda lagi dengan kalender Jawa. Dalam kalender Jawa hanya ditemukan lima hari yang disebut pasaran. Lima hari tersebut terdiri dari Pahing (Jenar), Pon (Palguna), Legi (Manis), Wage (Cemengan), dan Kliwon (Kasih).
Fakta menariknya, masyarakat dahulu khususnya para pedagang, kerap menggunakannya sebagai petunjuk untuk membuka pasar. Kemudian dari hari-hari pasaran tersebut, masyarakat Jawa dapat mengetahui pasar mana yang paling ramai pada hari itu.
4. Penanggalan Jawa Bisa Menjadi Penentu Hari-Hari Baik
Di zaman yang modern ini, masih banyak masyarakat khususnya Jawa yang menerapkan penanggalan Jawa sebagai penentu hari baik. Kalender Jawa digunakan untuk menentukan hari baik dari berbagai kegiatan dan acara penting seperti pernikahan, pendirian rumah, bahkan untuk bepergian.
Mereka percaya bahwa sebelum melaksanakan itu semua, ada baiknya untuk terlebih dahulu menentukan hari baik. Penentuan itu dilakukan supaya semua dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada kejadian buruk, baik dari sebelum acara hingga selesai. (*/vi/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.