Kisah Warga Ponorogo Kembangkan Mangga Kiojay

Yovie Wicaksono - 16 November 2017
Zaky dengan mangga kiojay yang dikembangkannya (foto : Superradio/Gayuh Satria)

SR, Ponorogo – Memasuki bulan November, merupakan musimnya mangga berbuah dan siap untuk dipanen. Namun ada yang menarik dengan pohon mangga milik Zaky Arista, warga Jalan Rumpuk Kertosari, Kecamatan Babadan, karena mempunyai pohon mangga yang ukuran buahnya jumbo atau tidak seperti ukuran buah mangga pada umumnya.

Jika pada umumnya orang hanya mengenal satu pohon mangga dengan satu varietas, misalnya mangga gadung, Zaky membuat perpaduan antara mangga gadung dengan mangga varietas Kiojay dari Thailand.

Mangga kiojay dia tanam dengan cara sambung pucuk dengan pohon mangga gadung yang sudah lama ada di pekarangan rumahnya. Sehingga dengan cara ini mangga Kiojay akan berbuah lebih cepat, karena disambung dengan tanaman yang akarnya sudah cukup tua untuk mengambil nutrisi dari dalam tanah.

“Sistem pembibitan seperti ini saya berharap hasilnya bisa menyamai induknya atau f1 dan tidak terjadi mutasi,” tutur Zaky, Kamis (1/11/2017).

Sambung pucuk juga bisa mempermudah untuk memperbanyak jumlah populasi mangga Kiojay, karena mangga ini sangat jarang ditanam di Indonesia. Dengan cara ini tunas Kiojay dapat disambung dengan mangga-mangga lokal. Karena jika menanam mulai dari biji, bisa memerlukan waktu minimal 5 tahun untuk bisa berbuah. Dengan sambung pucuk, hanya dalam dua sampai tiga tahun mangga bisa berbuah maksimal.

Rasa mangga Kiojay hampir mirip dengan mangga madu, hanya teksturnya lebih kenyal. Yang istimewa dari mangga ini adalah ukurannya yang jumbo. Satu buah mangga Kiojay rata-rata berukuran lebih dari 1 kg, dengan berat maksimal yang pernah dipetiknya mencapai hampir 2 kg untuk satu buahnya. Bahkan untuk pemupukan Zaky tidak ada perlakuan khusus, hanya dengan pupuk kandang setiap bulannya pohon mangganya bisa berbuah setiap tahun.

“Saya menjual mangga ini 25 rupiah untuk setiap gramnya,” ujarnya.

Ketika masak, mangga ini akan berwarna merah dan sedikit oranye, berbeda dengan mangga gadung yang umumnya berwarna kuning ketika masak di pohon. Mangga Kiojay ketika berbuah tidak akan selebat mangga-mangga pada umumnya, rata-rata dalam satu ranting pohon hanya akan berbuah 2-3 buah.

“Semakin sedikit buah dalam satu ranting maka buahnya akan semakin besar,” terangnya.

Meskipun begitu Zaky mengaku kesulitan untuk memasarkan buah dan bibit Kiojay ini. Selain mangganya yang besar dan berharga mahal, nama yang terdengar asing bagi masyarakat membuat pembeli enggan untuk memilih mangga ini.

“Pemasarannya masih sulit, soalnya orang belum kenal dengan mangga ini,” pungkasnya.(gs/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.