Kelompok Tani Wanita di Kediri Produksi Nasi Tiwul Kemasan

Yovie Wicaksono - 25 October 2020
Kelompok Tani Wanita di Kediri Produksi Nasi Tiwul Kemasan. Foto : (Super Radio/Rahman Halim)

SR, Kediri – Tiwul menjadi salah satu pilihan makanan alternatif bagi warga yang tinggal di lereng kaki Gunung Wilis Kediri. Makanan berbahan dasar ketela ini biasanya dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Tak heran apabila banyak masyarakat yang menyebutnya dengan nasi tiwul, lantaran bentuknya sepintas mirip dengan nasi. Hanya saja rasa dan warnanya berbeda.

Karena sudah menjadi kebutuhan, sejumlah kelompok petani tanaman organik di Dusun Sekarputih, Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, kemudian membuat dan memproduksi  nasi tiwul dalam kemasan yang dibanderol Rp 10.000 per kilogram.

Salah satu anggota kelompok tani wanita Sri Kandi, Poniyem mengatakan, nasi tiwul sudah ada sejak dirinya masih kecil. Dulu nasi tiwul biasa dikonsumsi dengan cara dicampur dengan beras yang dimasak. Namun untuk sekarang, nasi tiwul bisa dimasak terpisah. 

Ia mengatakan, nasi tiwul sangat baik untuk kesehatan karena bisa  mencegah kolesterol dan diabetes. “Kalau organik kan tanamanya alami, berbeda dengan beras. Kalau terlalu banyak konsumsi beras bisa kena diabetes,” ujar Poniyem. 

 

Poniyem menjelaskan, untuk membuat nasi tiwul dibutuhkan beberapa proses. Pertama mulai dari ketela yang harus dikupas terlebih dahulu kemudian dijemur  dibawah terik matahari. Setelah kering direndam dengan air, lalu jadi gatot. Kemudian digiling, hingga dimasak menjadi nasi tiwul. 

Sebagai bahan dasar untuk membuat nasi tiwul, ketela sendiri biasanya hanya bisa dipanen setiap satu tahun sekali. 

Selama produksi, kelompok tani wanita Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ini tidak berani membuat nasi tiwul kemasan dalam jumlah banyak, karena terkendala pemasaran. Menurut Poniyem, produksi nasi tiwul kemasan dijual sebatas seputaran wilayah Kecamatan Semen dan wilayah Kabupaten Kediri lainnya. 

Kedepan, nantinya ia berharap Pemerintah Daerah bisa ikut membantu memasarkan sejumlah  produk petani organik yang sudah ada sekarang ini. 

“Bisa membantu penjualannya,  paling penting juga pembinaan bagi petani organik, agar bisa berkembang,” ujarnya. (rh/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.