Jakarta Dilanda Banjir

SR, Jakarta – Curah hujan di Jakarta yang berlangsung sejak tadi malam mulai membanjiri sejumlah kawasan. Salah satunya di daerah Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.
Luapan Sungai Cipinang karena intensitas hujan sejak pukul 1 malam membuat sejumlah rumah terendam banjir. Daud, salah satu warga di RT 015 RW 002, mengatakan rumahnya terendam banjir sejak 06.00 WIB, setinggi 50 centimeter.
“Banjirnya sudah sejak subuh tadi tetapi karena hujan terus jadi lama kelamaan masuk ke rumah,” katanya, Selasa (21/2/2017).
Daud menambahkan, banjir memang sudah menjadi langganan warga di RT 015 karena letaknya tepat di depan sungai Cipinang. Namun, diakui, biasanya banjir tidak akan berlangsung lama karena airnya akan cepat mengalir.
“Karena sudah ada BKT (banjir kanal timur) jadinya cepat surut banjirnya,” jelasnya.
Banjir juga membuat sejumlah ruas jalan tertutup, sehingga beberapa orang tidak bisa melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja atau tujuan.
“Seluruh jalanan di ruas DI Pandjaitan ditutup karena banjir, yang ke arah Cawang atau Priok tidak bisa lewat jalur situ,” kata Omat, salah satu pengguna jalan.
Banjir juga merendam jalan Cempaka Putih. “Jalannya tidak bisa dilalui. Kendaraan yang terlanjur sudah lewat tidak bisa bergerak kemana-mana,” kata Galuh, salah satu pengguna jalan.
54 Titik Genangan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 54 titik banjir di Jakarta. Hal ini berdasarkan 401 laporan mengenai banjir di Jakarta dan sekitarnya.
“Banjir di 54 tiitik sebabkan ribuan rumah terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter di Jakarta,” kata Kepala pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.
Dikatakan, titik-titik banjir dan genangan tersebut antara lain di Jakarta Selatan 11 titik, Jakarta Timur 29 titik, dan Jakarta Utara 14 titik. “Banjir lebih disebabkan karena drainase perkotaan yang tidak mampu menampung aliran permukaan,” kata Sutopo.
Selain itu, banjir yang terjadi sejak pagi hari disebabkan karena luapan dari sungai-sungai yang naik dari Siaga 1 hingga Siaga 2. “Hal ini menyebabkan aliran permukaan dari drainase tidak dapat dialirkan ke sungai,” kata Sutopo. (ns/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.