Begini Upaya Pemprov Jatim untuk Mencegah Intoleransi dan Radikalisme

Yovie Wicaksono - 30 October 2022

SR, Surabaya – Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, Jawa Timur telah melakukan upaya pencegahan dan melakukan strategi untuk mencegah adanya intoleransi dan radikalisme dengan memetakan beberapa trigger atau pemicu yang harus diwaspadai dan diantisipasi tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak.

Hal itu disampaikan Wagub saat menghadiri kegiatan Dialog Kebangsaan yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dengan tema ‘Sinergi Bangun Masa Depan Indonesia Maju dan Harmoni, di Ketintang Surabaya, Sabtu (29/10/2022).

“Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim telah melakukan pemetaan untuk mengetahui pemicunya yaitu antara lain terkait aliran aliran agamanya, pemetaan jaringan jaringannya yang tentunya kita tidak boleh meremehkan kreativitas dan kegigihan mereka   untuk mencoba menyebarkan nilai – nilainya yang bisa menimbulkan intoleransi dan radikalisme,” ujar Wagub.

“Pemetaan lainnya adalah pemetaan konflik ideologi, pemetaan konflik politik, pemetaan konflik ekonomi, serta pemetaan Sosial Budaya, ditambah dengan program BNPT yaitu pemetaan kawasan rawan,” sambungnya.

Emil juga mengatakan, strategi yang juga dilakukan Jatim adalah dengan soft approach atau pendekatan lunak dengan mendorong moderasi dalam hal apapun. 

Kemudian adanya regulasi Pergub Nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat, Pergub No. 51 Tahun 2015 tentang Larangan Keberadaan ISIS di Jatim, Perda Jatim No. 8 Tahun 2018 tentang Toleransi Kehidupan Bermasyarakat, juga Keputusan Gubernur Jatim Tahun 2011 tentang Aktivitas Ahmadiyah di Jatim.

“Pemprov Jatim tentu siap bermitra lebih intensif lagi dengan BNPT, dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan juga Pentahelix,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan, BNPT diberikan amanah untuk menghapus atau meniadakan virus intoleran dan radikalisme di Indonesia dengan melakukan pendekatan hulu atau soft approach.

“Di dalam melaksanakan amanahnya supaya virus ini hilang dari Indonesia tidak mungkin BNPT bekerja sendiri oleh karena itu kita harus melakukan sinergi. Bersinergi tidak hanya dengan unsur pemerintah saja tetapi dengan semua unsur yang disebut dengan Pentahelix yaitu pemerintah, akademisi, badan/pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media untuk membangun narasi kecintaan terhadap NKRI dengan membangun kolaborasi sinergi untuk terwujudnya Indonesia yang harmoni sejahtera dan damai,” pungkasnya. (*/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.