Antisipasi Bencana, Risma Gelar Pertemuan Tiga Pilar

SR, Surabaya – Guna membahas kesiapsiagaan dan antisipasi bencana menghadapi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menggelar pertemuan tiga pilar bersama jajaran kepolisian dan TNI di Balai Kota Surabaya, Selasa (7/1/2020).
Dalam kesempatan itu, Risma mengatakan, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kota Surabaya diprediksi akan dilanda cuaca ekstrem kurang lebih satu minggu ke depan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada semua pihak agar tetap waspada dan saling bersinergi untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
“Kita akan menghadapi cuaca seperti ini kurang lebih seminggu. Tadi pagi subuh ramalan BMKG akan terjadi hujan dan angin lebat sekaligus air laut pasang,” kata Risma.
Oleh karena itu, Risma melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Pertama, mengimbau masyarakat ketika berada di jalan raya dan turun hujan disertai angin kencang supaya tidak berteduh di bawah pohon, terutama bagi kendaraan bermotor.
“Saya mohon kita semua bisa menegur jika ada yang berteduh di bawah pohon, papan reklame. Jadi saya minta Linmas untuk sterilkan dan mengumumkan kepada warga,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berpesan, jika terjadi pohon tumbang dan posisinya dekat dengan tiang listrik, masyarakat diminta untuk menjauh dan langsung menghubungi 112.
“Kalau ada pohon tumbang dekat dengan tiang jangan disentuh. Seingat saya sudah membantu Handy Talky (HT) untuk koramil dan polsek. Silahkan menghubungi 112 melalui HT itu,” lanjutnya.
Wali kota yang sekaligus menjabat sebagai Presiden UCLG ini juga mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan tujuh posko yang tersebar di berbagai titik. Di dalam posko tersebut, nantinya akan difasilitasi dokter, perawat, petugas Linmas, PMK dan ambulance. Semua itu disiapkan agar menjadi jujukan pertama jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu.
“Kami juga siapkan genset, perahu karet, pelampung, tenda, lengkap. Nanti akan kami infokan lokasi-lokasinya,” jelasnya.
Bahkan, Pemkot Surabaya juga akan memasang alat berupa kamera dan layar untuk memonitor cuaca, terutama daerah yang berdekatan dengan pesisir laut. Warga akan diajarkan untuk membaca keadaan air melalui alat tersebut.
“Jadi warga juga bisa ikut memantau. Kami letakkan alatnya di Balai RW,” katanya.
Saat ini, Risma telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mensosialisasikan kepada para nelayan agar tidak melaut lebih dahulu sampai kondisi cuaca stabil. Selama nelayan tidak bekerja, pihaknya memastikan telah menyiapkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari mereka, seperti beras.
“Saya perintahkan seluruh pintu air ditutup. Para nelayan jangan melaut dahulu. Sudah saya siapkan gudang makanan yang pasti ada beras di Bulog. Jadi kita bisa bantu selama mereka tidak bekerja,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Risma juga akan membuat surat edaran di sekolah agar saat jam sekolah anak-anak dilarang untuk bermain di halaman atau pun keluar kelas. Apalagi, saat terjadi angin kencang dan hujan. Mereka wajib berada di kelas dan para guru tetap mendampingi mereka.
“Nanti ada surat edaran, untuk sekolah supaya anak-anak tidak keluar dari halaman sebelum jam pulang sekolah. Tidak ada anak yang bermain di luar. Mereka rentan untuk menyelamatkan diri ketika air tumpah,” tegasnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Camat, Lurah, jajaran Koramil dan Polsek se-Kota Surabaya. Selain itu juga beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. (*/red)
Tags: Antisipasi bencana, BMKG, cuaca ekstrem, tri rismaharini, wali kota surabaya
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.