Tips Berkomunikasi dengan Disabilitas Tuli

SR,Surabaya – Dalam relasi, setiap individu pasti melakukan komunikasi, baik di ruang terbuka ataupun tertutup, serta dengan orang di sekitar ataupun mereka yang baru saja dikenal. Dalam suatu momen, mungkin saja akan bertemu dengan mereka yang mengalami difabel Tuli. Bagi yang tidak terbiasa berkomunikasi dengan mereka tentu akan bingung.
Lantas bagaimana komunikasi dengan mereka harus dilakukan? Kita tidak perlu bingung, terlebih dahulu, karena ada beberapa cara berkomunikasi dengan difabel Tuli yang bisa dilakukan meski tidak menguasai bahasa isyarat.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan saat berkomunikasi dengan difabel Tuli yang dirangkum dari berbagai sumber;
- Berhadapan satu sama lain
Hal ini perlu dilakukan, karena difabel Tuli perlu melihat wajah lawan bicara dengan jelas untuk mendapatkan penjelasan dari bahasa tubuh, baik melalui ekspresi wajah maupun gerak bibir. Lakukan kontak mata dan pertahankan ketinggian yang sama dengan lawan bicara. Misalnya, duduklah bila lawan bicara duduk atau berdiri bila mereka berdiri. Terpenting adalah hindari melakukan hal lain saat berkomunikasi, misalnya menggigit-gigit pensil, memakai masker, menggigit bibir, atau menutupi wajah atau mulut dengan tangan.
- Atur jarak dengan lawan bicara
Jarak memengaruhi pendengaran dan proses pembacaan gerak bibir. Jangan berdiri terlalu jauh maupun terlalu dekat. Berdiri dalam jarak kurang lebih satu meter dari mereka sudah cukup ideal.
- Gerakan bibir normal
Lakukan gerak bibir yang normal dan jangan terlalu membesar-besarkan setiap kata, karena akan akan membuat mereka kesulitan membaca gerak bibir. Ingat, membaca gerak bibir adalah keterampilan yang sulit.
Perlu diingat, tidak semua difabel Tuli punya kemampuan yang sama. Apabila mereka kesulitan untuk memahami, cobalah untuk mengulang kembali pesan.
Sekadar informasi saja, menurut Queensland Health, pemahaman membaca bibir pada kebanyakan orang hanya 30–40% dan sisanya adalah menebak.
- Bicara dengan volume normal
Jika lawan bicara menggunaan alat bantu dengar, sebaiknya kita harus menjaga volume suara. Sebisa mungkin jangan berteriak, karena bisa membuat telinga disabilitas tuli terasa sakit atau tidak nyaman, sekaligus menimbulkan kesan agresif dan kurang sopan.
- Gunakan isyarat dan ekspresi
Jika tidak menguasai bahasa isyarat, cobalah gestur sederhana. Misalnya, bila ingin menyampaikan kata “makan”, Anda bisa memperagakan gerakan orang makan pada umumnya. Tambahkan ekspresi untuk menjelaskan maksud dan tunjukkan dengan wajah bila ada sesuatu yang menyakitkan, menakutkan, atau saat semua baik-baik saja. Jangan malu memakai ekspresi ketika berkomunikasi, karena akan lebih menarik bagi disabilitas tuli.
- Tetap menjaga kontak mata
Jika berbicara dengan disabilitas tuli yang menggunakan juru bahasa, kita harus tetap bicara langsung dan menghadap orang tersebut. Usahakan, untuk tetap menggunakan kata “saya” dan “Anda” saat berkomunikasi lewat juru bahasa.
- Ulangi dan tulis poin-poin penting
Salah satu cara lain yang bisa dilakukan saat berkomunikasi dengan disabilitas tuli adalah dengan menyediakan secarik kertas dan pena untuk menulis poin-poin penting. Metode lain adalah menggunakan aplikasi memo pada ponsel agar informasi penting dapat tersampaikan dengan mudah dan lebih efisien.
Itulah tujuh tips berkomunikasi dengan disabilitas tuli yang dirangkum tim redaksi dari berbagai sumber. Dan, yang terpenting, tak ada salahnya untuk mulai belajar bahasa isyarat, baik dari Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) atau Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Dengan memakai bahasa isyarat dalam berkomunikasi, disabilitas Tuli akan merasa lebih nyaman daripada harus mengamati atau membaca gerakan bibir lawan bicara. (*/ng/red)
Tags: Alat Bantu untuk Difabel, difabel, difabel tuli, disabilitas tuli, tips komunikasi
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.