Sanggar Lidi Surabaya Gelar “Teater Grafito” Karya Mendiang Akhudiat

Rudy Hartono - 12 November 2024

SR, Surabaya – Sanggar Lidi Surabaya menggelar pementasan Teater Grafito, sebuah drama karya mendiang Akhudiat yang diadaptasi oleh Totenk MT Rusmawan dengan judul “Kisah Cinta Beda Agama” di Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/11/2024).

Sutradara sekaligus penulis naskah Grafito Totenk MT Rusmawan mengatakan naskah tersebut diadaptasi sesuai karakter Sanggar Lidi Surabaya dengan memaksimalkan ketersediaan aktor dan paradigma yang berkembang dewasa kini yang juga turut menjadi rujukan penyesuaian pemanggungan drama tersebut.

“Walaupun ditulis tahun 1972, karya Akhudiat tetap relevan memotret realitas sosial Indonesia. Dari konflik antaragama, sampai konflik yang menyertainya, khususnya dalam menyikapi hubungan privat terkait perkawinan yang melibatkan dua insan berbeda agama,” Kata Totenk dalam keterangannya di Surabaya, Senin (11/11/2024).

Totenk menjelaskan, naskah asli tersebut ditulis dalam satu babak dengan 20 adegan, tentang romansa dari dua orang kekasih yang berbeda agama dimana seolah karya ini mewujud drama realis.

“Akhudiat telah memberi ruang yang luas, dengan memunculkan pengadegan-pengadegan surealis, sehingga penonton dilibatkan dalam interpretasi pesan yang disampaikan,” ucapnya.

Alumni Bengkel Teater Rendra itu menambahkan, teater yang digelar pada Selasa pukul 19.00 WIB itu, akan menyajikan gaya bahasa personifikasi, repetisi, hingga satire. “Kami akan mengemas Grafito dengan dialog yang kritis dan reflektif untuk menggambarkan misteri kehidupan dan bagaimana manusia dan masyarakat memaknai cinta,” kata Totenk.

Selain itu, lanjutnya, karakter-karakter yang ditampilkan Grafito memancarkan kekuatan budaya dan religi Jawa, seperti Kyai, Pastur, serta tokoh simbolis Dewi Ratih, Kamajaya, dan Pawang yang semuanya mewakili cinta dan keharmonisan dan perbedaan.

“Dalam pentas Grafito, Sanggar Lidi  melibatkan 29 aktor dengan latar belakang beragam. Aktornya tidak hanya yang berpengalaman pentas teater dan kesenian, namun juga dari profesi, guru, mahasiswa, siswa dan bahkan anak. Ndimas Narko dan Bupala menjadi penata musik dalam pementasan ini,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Totenk, aktor debutan dalam pentas tersebut juga akan memberikan energi dan perspektif baru pada lakon klasik dan menghidupkan lagi teater di Kota Surabaya yang belakang ini meredup.

“Dharma Seni Untuk Negeri VI bersama Sanggar Lidi Surabaya merupakan penghormatan kepada Akhudiat, yang telah mengabdikan lebih dari 75 tahun hidupnya pada dunia teater dan sastra. Akhudiat sendiri meninggal pada 7 Agustus 2021,” tuturnya. (*/ant/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.