RS Usada Latih Petugas Ambulans Tingkatkan Kesigapan Respons Darurat

Rudy Hartono - 7 August 2024
Tim EMT 118 Surabaya Noviari Suseno Skep saat memaparkan materi menangani pasien di kondisi darurat di depan para driver ambulans, Rabu (7/8/2024). (foto: hamidiah kurnia/superradio.id)

SR, Sidoarjo – Rumah Sakit Umum Usada  Sidoarjo terus berupaya tingkatkan penanganan kesehatan. Menggandeng Emergency Medical Technician (EMT 118) Surabaya, pihaknya melatih skill Basic Life Support (BLS) para petugas ambulans, Rabu (7/8/2024).

Bertajuk “Seminar IHT Emergency Ambulance Service”, kegiatan yang bertempat di gedung RS Usada Jalan Jeruk nomor 117 Jatiagung, Wage, Taman Sidoarjo itu diikuti sekira 50 petugas ambulans se-Sidoarjo.

Acara diawali pemaparan oleh EMT 118 Surabaya terkait cara menangani pasien di kondisi darurat yang dilanjutkan dengan praktek melibatkan peserta.

“Acara ini untuk update ilmu bagaimana penanganan ambulans. Jadi mereka dikumpulkan untuk diberikan pelatihan menghadapi kejadian emergency untuk keselamatan pasien,” kata Wakil Direktur Umum RSU Usada Wage, Vera indah Susiati.

Vera menyebut, tujuan kegiatan guna meningkatkan kemampuan peserta. Mulai dari respon ketika menerima panggilan darurat, mendeteksi keadaaan pasien dan penanganan pertama yang tepat hingga estimasi waktu pengantaran menuju rumah sakit.

“Tujuannya ini harapan kami dari acara ini supaya driver ini bisa berpengalaman, ilmunya bagaimana dia bisa membawa pasien itu tetap stabil di perjalanan, jadi menjaga kestabilan pasien, kondisi pasien bagaimana menstabilkan kondisi tersebut,” ujarnya.

Menurutnya hal itu penting. Terlebih petugas ambulans adalah orang pertama yang mengetahui kondisi di lapangan dan mengupayakan pasien tetap selamat saat mendapat penanganan dokter. “Ini baru pelatihan pertama kali, kedepannya kita juga berharap ada pelatihan lagi,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan tim EMT 118 Surabaya Noviari Suseno Skep. Ia menyebut, ada dua respon yang harus diperhatikan para petugas ambulans.

Pertama, respons time meliputi waktu yang dibutuhkan untuk persiapan menuju lokasi dan respon travelling time yaitu estimasi waktu ideal yang dibutuhkan saat membawa pasien ke RS. “Jangan sampai niatnya bagus malah jadi kecelakaan dalam pertolongan pertama(KP3K) karena penanganan yang kurang tepat,” ujarnya.

Disamping itu, juga dijelaskan terkait etika berkendara pada sopir ambulans. Salah satunya suara sirine yang tidak boleh digunakan sembarangan demi kepentingan pribadi.

“Memang ada prioritas dalam Undang-Undang untuk ambulans di jalan. Sirine boleh kita pakai tapi kita bekerja tentunya ada kaidah yang harus dipatuhi karena hak lalulintas itu miliki sesama,” pungkasnya. (hk/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.