Masa Depan Anak diambang Tipuan Judi Online

Komnas Anak Surabaya Kawal Pasien Anak Judi Online
Maraknya pasien judi online pada usia anak turut menyedot perhatian. Salah satunya dari Komnas Anak Surabaya. Ketua Komnas Anak Surabaya Syaiful Bahri mengaku turut prihatin atas temuan yang terjadi. Menurutnya hal ini menjadi tantangan untuk para orang tua.
Secara data, lanjutnya, hingga Juni ada 8 anak usia 12-14 tahun yang mereka dampingi terkait judi online, dimana salah satunya mendapat penanganan di RSJ dan paling jauh berasal dari Bekasi. Bahkan ada yang sampai menghalalkan berbagai cara demi kembali melakukan judi online.
“Yang kemarin baru saja kami damping seorang anak menganiaya seorang ibu untuk judi online. Kalau Surabaya ada juga yang sudah mulai mengerti bahayanya pinjol terutama dari orang tua langsung merujuk ke rumah sakit jiwa,” ucapnya saat dikonfirmasi tim superradio.
Dari kasus yang ditemukan, lanjutnya, kebanyakan jalur judi online masuk melalui game online yang dimainkan anak. Disana anak-anak akan diberi iming-iming untung besar. Ketika mencoba akhirnya tak bisa lepas dan kecanduan. Bahkan ada yang mengarah ke prostitusi anak. “Untuk wilayah Surabaya masih 1 yang kami arahkan ke RSJ, mulai mengigau tidak bisa mengendalikan emosi, mulai diajak ngobrol mulai berbeda, yang paling sering,” tutur Bahri.
“Judi online ini penawarannya tidak frontal tapi dari game dan ini ada mengarah ke prostitusi anak. Kota Surabaya masih ada yang tumpang tindih kenakalan remaja jadi judi online jadi kami cenderung bagaimana memulihkan mereka secara psikologi. Karnea kalau yang kita lihat mereka itu tidak befrfikir secara panjang,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya mengimbau para orang tua untuk lebih memerhatikan pergaulan anak. Memberikan pola asuh yang baik, pola komunikasi dan kehangatan keluarga agar anak tak terjerumus ke kenakalan remaja dan tindak kriminalitas.
“Ini liburan juga jadi celah tersendiri, jadi kembalikan ke kasih sayang keluarga. Sosok pengganti ini yang membuat sosok negatif. Maka ayah bunda mohon ayo kebalikan pada pola keluarga yang hangat, menjadi tempat aman dan nyaman untuk anak,” ungkapnya.

DPRD Jatim Minta Pemerintah Pusat Perketat Aturan
Wakil Ketua DPRD Jatim Deni Wicaksono menyoroti peningkatan jumlah pasien kecanduan judi online (judol) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur pada 2025. Fenomena ini, lanjutnya, makin mengkhawatirkan sebab kecanduan judol mulai menyerang anak remaja. Pasien yang dirawat pun di rentang usia 14-70 tahun.
“Ini kekhawatiran kita bersama terkait dengan adiktifnya kecanduan judi online ini. Kita harus lihat karena kadang tarikannya di pinjol juga, ini satu rangkaian,” kata Deni
Menurutnya fenomena ini perlu penanganan serius. Melihat penyebarannya maka perlu melibatkan Dinas Pendidikan sebagai pencegahan merambahnya judi online ke usia sekolah. “Kami sudah lakukan koordinasi itu sehingga nanti mungkin pemprov jatim juga akan melakukan koordinasi dan latihan pencegahan ataupun pendidikan pada kawan-kawan yang ada di dinas pendidikan karena dari segi usia ini sudah mulai semakin muda,” ucapnya.
Pihaknya juga akan terus melakukan pengawasan, berkoordinasi dengan rumah sakit naungan Pemprov Jatim untuk memberikan penanganan terbaik pada para pasien. “Karena ini case nya terkait dengan gangguan jiwa maka kami juga akan memberikan support pada RSJ yang berada di wewenangnya pemprov Jatim untuk menerima pasien dan melakukan proses penyembuhan yang baik,” tuturnya.
DPRD Jatim, sambungnya, juga akan mendorong dibentuknya aturan yang lebih baku terkait judi online. Termasuk mengirim rekomendasi ke pemerintah untuk memperketat pelarangan, penghapusan, dan penindakan judi online.
“Dan kami juga akan memberikan rekomendasi ke pemerintah pusat agar penindakan, penghapusan, pelarangan judi online bisa lebih diperketat lagi sehingga tidak menyebabkan kerusakan mental, di anak-anak bangsa kita,” pungkasnya. (hk/red)
Tampilkan Semua
Tags: Judi Online, pasien anak, RSJ Menur, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





