Kreatif, Kain Bekas Hotel ‘Disulap’ jadi Karya Batik Cantik

Rudy Hartono - 28 April 2025
Organisasi ISIK Memamerkan Hasil Olah Kain Batik Shibori. (sumber:rri)

SR, Surabaya – Organisasi ISIK (Ibu Semangat Indonesia Kuat) menggelar workshop “Olah Kain Batik Shibori” pada Minggu, (27/4/2025) di Surabaya. Workshop ini mengajak peserta untuk mengubah kain bekas hotel menjadi karya batik dengan teknik Shibori untuk menciptakan seni yang ramah lingkungan sekaligus memberdayakan perempuan

Workshop ini diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari perwakilan anggota ISIK, ibu-ibu dari Kecamatan Wonokromo, serta rekan-rekan media. Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan sambutan dari Ketua ISIK yang menyampaikan pentingnya pemberdayaan perempuan melalui kegiatan kreatif yang berdampak positif bagi lingkungan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai teknik batik Shibori, sebuah metode membatik dengan cara mengikat dan mencelupkan kain yang diterapkan pada linen bekas hotel. Para peserta kemudian diajak mempraktikkan langsung pembuatan batik dengan motif-motif khas Shibori, menghasilkan karya yang artistik sekaligus ramah lingkungan.

Tedy Patrick, General Manager hotel mengatakan, Workshop ini merupakan simbol dari kolaborasi semangat Kartini dan kepedulian terhadap kelestarian bumi. “Kami ingin mendorong pemanfaatan ulang bahan tekstil yang sudah tidak terpakai agar memiliki nilai guna baru sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif bagi para ibu rumah tangga,”ungkapnya.

Suasana workshop sangat hangat dan penuh semangat. Peserta tampak antusias saat mempraktikkan teknik Shibori, dengan wajah penuh konsentrasi dan tawa riang. Interaksi antara peserta dan pengajar menciptakan atmosfer yang akrab, membuat kegiatan ini terasa menyenangkan dan memberdayakan. Melalui kegiatan ini, menegaskan komitmennya dalam mendukung program berkelanjutan dan mendorong kreativitas yang bermanfaat bagi lingkungan.

Sementara itu Icha Celita, salah satu peserta workshop berharap melalui kegiatan ini dapat mengurangi limbah tekstil sekaligus memberdayakan perempuan. “Setiap karya batik yang dihasilkan bukan hanya bernilai seni, tetapi juga menjadi simbol pemberdayaan dan perubahan positif dalam masyarakat,”ucapnya. (*/rri/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.