Kelurahan Ngagel Targetkan Bebas Stunting di Tahun Ini

Rudy Hartono - 13 February 2025
Lurah Ngagel Junaidi Abdillah (kanan) dampingi kegiatan Posyandu Balita Stunting Plus di Midtown Residence Surabaya, Selasa (12/02/2025). (foto:nirwasita gantari/superradio.id)

SR, Surabaya – Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya menargetkan wilayahnya bebas stunting pada tahun 2027. Penegasan ini disampaikan Lurah Ngagel, Junaidi Abdillah kepada Super Radio, Selasa (12/02/2025).

Ditemui usai acara Posyandu Balita Stunting Plus di Midtown Residence Surabaya, Junaidi mengatakan, target ini ditetapkan setelah melakukan berbagai kajian dan strategi.

Kasus stunting di Kelurahan Ngagel pada 2022 terdapat belasan kasus. Setelah dilakukan intervensi hingga saat ini ada 5 kasus stunting saja. Itupun ada penyakit penyerta.

Tahun ini, imbuh Junaidi, setidaknya ada 2 balita stunting yang ditargetkan lulus setelah sebelumnya dinyatakan sembuh. Sedangkan tahun 2026 ditargetkan dua balita lulus, dan 2027 satu sisanya dinyatakan lulus.

“Jadi kami yakin 2027, wilayah kami bebas stunting. Ini dengan catatan yang memiliki penyakit penyerta. Sedangkan yang tanpa penyakit penyerta sudah zero stunting,” ujar pria yang pernah menjabat Lurah di wilayah Kecamatan Simokerto ini.

Untuk mendukung target tersebut, Junaidi menegaskan, pihaknya setiap bulan selalu menggelar Posyandu Balita Stunting Plus atau Posyandu yang digelar di tempat terbuka yang berbeda. “Untuk kali ini kami memilih Midtown Residence di Jalan Ngagel,”jelasnya.

“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mau bekerja sama, baik swasta maupun pemerintahan sehingga semuanya berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Seperti diketahui, stunting sedang menjadi isu yang berkembang di masyarakat selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023, angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen, atau hanya turun sebanyak 0,1 persen dari tahun sebelumnya.

Hal ini cukup menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, padahal diharapkan dapat mencapai angka prevalensi 14 persen. (ng/red)

 

 

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.