Ini 3 Rekomendasi Eri Irawan Mengatasi Persoalan Banjir Surabaya

Rudy Hartono - 20 March 2025
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan

SR, Surabaya – Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan menyebut persoalan banjir Surabaya perlu peran seluruh pihak. Meski titik genangan kian berkurang tiap tahunnya, namun ada beberapa PR yang harus dibereskan.

Seperti diketahui, sebelumnya jumlah titik banjir pada 2021 berjumlah 400 lokasi dan makin berkurang hingga tersisa 189 titik di 2024.

“Pengendalian banjir bukan hanya tugas pemkot tapi seluruh masyarakat. Kita bangun banyak bozem harusnya nanti juga diikuti dunia usaha, perumahan untuk membuat resapan air di lingkungan rumahnya,” kata Eri, Rabu (19/3/2025).

Menurutnya, paradigma pengendalian banjir harus diubah. Bukan hanya fokus di teknis melainkan juga memerhatikan perbaikan berbasis alam. “Kami mendorong pemkot untuk merampungkan yang belum tuntas,” terangnya.

“Yang kurang diperhatikan juga pengendalian banjir itu seolah-olah hanya masalah teknis pembangunan saluran. Nah ini yang pemkot dan DPRD sudah mulai mengubah paradigma itu,” tuturnya.

Eri mencontohkan pada banyaknya sungai yang menyempit akibat alih fungsi. Di kondisi itu, pemasangan box culvert tidak akan berjalan maksimal. Harus dibarengi dengan perbaikan vegetasi alami sungai dan normalisasi.

“Banjir bukan semata mata soal box culvert tapi juga solusi berbasis alam. Pertama memulihkan ekosistem vegetasi sungai, jadi solusi itu harus kita jalankan bersamaan dengan solusi teknis,” sebutnya.

Selain itu persoalan lainnya adalah pada kebutuhan air. Seringkali usai banjir kualitas air menurun sehingga berpengaruh ke kebutuhan masayarakat. Terlebih pada cuaca ekstrem. Untuk itu pihaknya mulai menerapkan saluran drainase yang tak hanya menyalurkan air tapi juga berfungsi sebagai cadangan air pada 10 titik yang tersebar di Surabaya.

“Jadi ada yang dialirkan langsung ke laut atau muara sungai besar, ada juga yang air itu diserap ke dalam tanah untuk cadangan air kita,” jelasnya. Hal ini, juga harus dibarengi dengan komitmen pihak pengusaha untuk membuat resapan air kawasan perumahan.

Cadangan air baku bisa didapatkan dari bozem, sumur resapan hingga tandon di atap-atap gedung yang tersalurkan lewat PDAM ke rumah-rumah warga. “Harusnya kita bisa memanen air hujan dengan sumur resapan, bozem. Ini yang ke depan kita gerakkan,” ucapnya.

“Nah selama ini yang dihadapi PDAM itu ketika musim kemarau kualitas air sangat buruk karena sudah tidak ada air dari sungai brantas dengan debit yang tinggi,” imbuhnya. (hk/red)

Tags: , , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.