Siswa SMPN 29 Surabaya Olah Sampah Organik jadi Zat Percepat Tumbuh Tanaman
															SR, Surabaya – Kesadaran menjaga lingkungan mulai masif menular ke generasi muda Kota Pahlawan. Seperti yang tampak di SMPN 29 Surabaya. Terlihat sekira 100 murid antusias menerima sosialisasi dari 8 finalis Putra-Putri Lingkungan Hidup 2025 pada Jumat (31/10/2025).
Kegiatan dimulai dengan presentasi tiap finalis, mengenalkan project masing-masing. Acara makin meriah ketika saatnya pengolahan sampah organik menjadi eco enzim, zat hormon mempercepat pertumbuhan tanaman.
Dengan panduan para finalis, murid-murid mulai menyiapkan berbagai bahan. Antusias pun makin terasa ketika para murid mulai memasukkan sampah organik yang mereka bawa dari rumah. Ada yang bertugas memasukan bahan, ada pula yang menjadi pokja eco enzim.
Salah satunya siswi Kelas 9 C, Farahdibah Nur Firdausi. Meski sempat kesulitan mengkoordinir teman-teman, namun ia senang dan termotivasi dengan prestasi para finalis Putra-Putri Lingkungan Hidup 2025.
“Menurut saya yang susah tuh mengkordinasikan teman, kalau yang bergerombol itu kita arahkan buat berpencar. Kesannya luar biasa, wow banget terus anak anaknya hebat banget bisa nanam banyak tanaman, sama supportnya orang tua juga bagus,” ujarnya.
Hal ini pun diaminkan oleh pihak sekolah. Kepala Sekolah SMPN 29 Surabaya, Sulastri mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut. Sebagai salah satu sekolah berpredikat Adiwiyata, pihaknya sudah akrab dengan kegiatan berbau lingkungan.

Kesadaran akan lingkungan telah dibangun sejak dini. Seluruh kantin mengganti kemasan plastik menjadi daun, meminimalkan sampah dengan mengimbau murid membawa tumbler dan tempat makan.
Selain itu juga dibentuk puluhan pokja yang mengurus terkait lingkungan. Ada pula green house hingga sumur komposter untuk mengolah limbah.
“Harapan kami dari perwakilan tadi bisa mensosialisasikan ke temen temen di kelasnya. Bersama pokja pengolahan sampah semoga akan tersosialisasikan ke seluruh siswa. Secara berkelanjutan program princess ini bisa berlanjut,” tuturnya.
Ia pun berharap, kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di sekolahnya itu bisa berkelanjutan dan menambah budaya lingkungan yang sudah mereka bangun sejak tiga tahun lalu.
“Untuk jumlah murid kami ada lebih dari seribu jadi kami ambil perwakilan dari tiap kelas untuk mengikuti kegiatan tadi jadi kurang lebih 100 murid yang ikut,” jelasnya.
“Lalu project yang dibawa peserta itu bisa di adaptasi di sini kan jadi memperkaya pengetahuan kita terkait budaya lingkungan dan apa yang bisa kita eksplor. Baik melakukan recycle dan sebagainya, memanfaatkan barang yang sudah tidak bermanfaat,” imbuhnya.
Hal serupa disampaikan Koordinator Adiwiyata SMPN 29 Surabaya, Rizky Eka Sari. Ia menjelaskan kesadaran akan lingkungan betul-betul mereka terapkan dan rawat hingga kini.

Terbukti, dari perjuangan mereka berdampak pada berkurangnya sampah di sekolah. Sampah kertas yang sebelumnya tidak bernilai dikumpulkan dan diubah jadi bernilai. Sampah organik diubah menjadi pupuk kompos, hingga eco enzim.
“Kegiatan lingkungan di kami itu dibagi jadi pokja pokja, misal pokja biopori ada di kelas 8 A jadi mereka menginisiasi, membantu mengelola limbah utuk kompos tiap hari. Ada sampah non organik, organik, sampah plastik. Sampah plastik ini sudah sangat berkurang hanya plastik ATK dan sampul yang sudah lusuh,” ucapnya.
“Kalau pokja berbasis kelas kami lakukan 3 tahun ini, kalau tahun sebelumnya kami adopsi bagaimana siswa itu punya passion (minat) jadi mereka bisa buka link memilih ketertarikan nya apa untuk lingkungan, misal tanaman, menyiram. Tapi akhirnya kami jadi kurang ringkas karena mengontrolnya susah, jadi kami bentuk pokja-pokja itu kami tentukan,” pungkasnya. (hk/red)
Tags: eco enzim, putra-putri lingkungan hidup 2025, sampah organic, smpn 29 surabaya, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.
					




