Pemkot dan PCNU Surabaya Gelar “Ngaji Kebangsaan Nasionalisme Para Kyai dan Santri”
SR, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menggelar “Ngaji Kebangsaan Nasionalisme Para Kyai dan Santri” di Hotel Majapahit, Surabaya, Rabu (23/8/2023).
Hadir dalam acara tersebut Panglima Santri NU, KH. Umarsyah HS, Wakil Ketua Pengurus Besar NU, KH. Zulfa Mustofa, serta Guru Besar Ilmu Politik UNAIR Prof. Kacung Marijan beserta para jajaran lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seluruh masyarakat harus memiliki jiwa nasionalis dan religius. Hal itu, lanjutnya, telah tertera dalam lagu “Yalal Waton” yaitu “hubbul waton minal iman” yang berarti jika masyarakat mengenal agama, otomatis juga akan mencintai negaranya. Oleh karena itu, Kemerdekaan NKRI harus dipertahankan.
“Jadi ayo untuk seluruh warga kota Pahlawan, jangan pernah lupakan kemerdekaan NKRI itu,” kata Eri.
Eri mengatakan, Surabaya tidak bisa dilepaskan dari kata santri. Karena dengan resolusi jihad itu, maka muncullah para santri di kota Pahlawan ini, meski yang bertempur di Surabaya bukan hanya orang muslim, namun seluruh agama, dan semua bertempur untuk mempertahankan kemerdekaan.
Ia juga mengungkapkan, yang paling terbesar adalah ketika para santri bertempur pada 10 November, ada sebuah resolusi jihad yang disampaikan oleh Syech Hasyim Asy’ari.
“Karena itulah kita membuat buku sejarah, dan juga membuat film yang menjelaskan resolusi jihad. Semoga anak – anak generasi muda yang ada di kota Surabaya ini akan mengerti, ternyata dulu santri itu digerakkan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui Mbah Hasyim As’ari yang dilalui dengan resolusi jihad,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Surabaya, KH. Umarsyah HS mengatakan, masyarakat harus lebih tau tentang sejarah. Karena, menurut Umarsyah banyak sejarah perjuangan merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan yang begitu menggelora, namun tidak masuk dalam catatan sejarah.
“Kalaupun tercatat, banyak yang tersimpan di lemari arsip. Nah lewat kegiatan ngaji bareng masalah kebangsaan ini, kita dapat mengumpulkan sejarah ini sehingga utuh ceritanya,” kata Umarsyah sosok yang dijuluki panglima santri.
Umarsyah berharap, santri dan kyai yang miliki peranan penting juga dicatat dan diumumkan dalam sejarah kemerdekaan.
Ia pun menekankan kepada generasi muda bahwa nilai – nilai perjuangan yang dilakukan oleh para ulama serta para santri lewat resolusi jihad itu diterjemahkan dan juga dikontekstualkan dengan kondisi riil saat ini. Jika dulu dapat memerangi penjajah untuk merebut kemerdekaan bangsa, maka resolusi jihad saat ini harus diterjemahkan untuk memerangi kebodohan, kemiskinan, hedonisme, radikalisme, dan moralisasi.
“Rencananya akan dibuat buku sejarah, dan juga akan kita perjuangkan, supaya semua ini masuk dalam catatan resmi sejarah kemerdekaan Indonesia,” lanjutnya.
Sekedar informasi, acara ini digelar untuk menyambut hari santri nasional. Bukan pertama kali, namun telah digelar ketiga kalinya. Nantinya, pada peringatan Hari Santri Nasional, pada Oktober 2023, juga akan diadakan peringatan di Kota Surabaya.
“Puncaknya nanti pada Hari Santri Nasional kita akan narasikan, hasil semua perjalanan yang lengkap mengenai catatan sejarah maupun semangat perjuangan tadi,” imbuhnya. (ag/red)
Tags: Kyai, nasionalisme, Ngaji Kebangsaan, PCNU Surabaya, pemkot surabaya, santri
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.