Antusias Warga Sajikan 1000 Tumpeng di ‘Kampung Sawunggaling’ Lidah Wetan Surabaya

Rudy Hartono - 30 September 2024
Para sesepuh, tokoh masyarakat, tokoh agama berkumpul di area makam Sawunggaling, Kelurahan Lidah Wetan, Surabaya, Sabtu (28/9/2024) malam. Para sesepuh memimpin doa dalam tasyakuran bersih-bersih desa yang menyajikan 1000 tumpeng. (foto:clara/superradio.id)

SR, Surabaya – Segenap warga Kelurahan  Lidah Wetan, Surabaya, menggelar tasyakuran  yang diekspresikan dengan menyajikan sekira 1000  tumpeng, Sabtu (28/9/2024) malam. Tasyakuran ini sebagai rangkaian sedekah bumi bertemakan Semberani Bumi Nusantara yang dihelat  7 – 29 September 2024.

Sedari Sabtu siang nuansa meriah tergambar di sepanjang Lidah Wetan Gang V, sepanjang jalan tampak warga men-setting salon ukuran besar di depan rumah. Beberapa di antaranya  memutar lagu-lagu yang tengah populer dengan volume cukup besar. Saat tim superradio.id berjalan melintasi rumah warga, tercium semerbak aroma bumbu dapur  dan terlihat  ibu-ibu setempat  sibuk memasak.

Sore harinya, warga memasang hiasan sepanjang gang dan menggantung aneka camilan kemasan yang disukai anak-anak. Hentakan lagu-lagu dangdut koplo dari beberapa salon yang berbeda menyeruak menambah semangat warga beraktivitas menyiapkan tempat hajatan kampung. Warga juga mulai menutup akses jalan menggunakan bangku-bangku sembari mengingatkan pengendara untuk tidak melintasi jalan tersebut pada pukul 18.00 WIB karena sepanjang jalan Lidah Wetan Gang V sejauh 1 kilometer akan dipakai untuk tasyakuran.

Usai salat maghrib, seluruh akses jalan Lidah Wetan gang V ditutup dan warga mulai menggelar alas tikar memanfaatkan bekas banner atau terpal  di depan rumah masing-masing. Tak lama berselang, warga mulai mengeluarkan aneka tumpeng dan juga wadah berisi aneka minuman segar.   Tampak anak-anak  bermain dengan riang dengan diawasi orang tua mereka.

Setiap rumah warga sepanjang jalan Lidah Wetan gang V sejauh 1 kilometer tersedia tumpeng lengkap yang bisa dinikmati bersama oleh seluruh warga Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Sabtu (28/9/2024) malam. (foto:clara/superradio.id)

Selepas salat Isya, barulah semua warga tak terkecuali –laki-perempuan, tua muda– keluar rumah dan duduk bersila melingkari tumpeng dan aneka minuman yang tersaji. Namun warga belum dapat menyantapnya menunggu selesai bacaan doa dan ‘komando aba-aba’ dari sesepuh dan tokoh masyarakat Lidah Wetan yang  berkumpul di areal makam Sawunggaling.

Sebelum pembacaan doa, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Mochammad Andi, mengucapkan terima kasih kepada segenap warga yang telah memberikan dukungan kepada panitia Sembrani Bumi Nusantara sehingga seluruh rangkaian kegiatan sedekah bumi Kelurahan Lidah Wetan dapat terselenggara dengan baik berkat partisipasi aktif  warga. Ia juga tidak lupa meminta maaf bila dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan ada perilaku yang salah atau kurang sopan, sengaja atau tidak sengaja.

“Sejatinya bersih bersih desa itu didahulu dengan bersih-bersih diri. Karena itu saya mengajak semua warga yang hadir di sini untuk hening sejenak, 2 menit saja, memohon kepada Tuhan Yang Mahaesa agar diri kita senantiasa diberi kebersihan jiwa dan raga dan selalu bersyukur atas berkat-Nya. Ini sungguh peristiwa sakral, hening di mulai,” ajak Andi yang diikuti semua warga yang hadir.

Setiap warga tak terkecuali, laki-perempuan, anak muda-orang tua, menikmati tumpeng dan makan bersama di acara tasyakuran bersih bersih desa Keluarahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Sabtu (28/9/2024) malam. (foto:clara/superradio.id)

Selanjutnya tokoh Paguyuban Sawunggaling juga mengucap Syukur dan mengapresiasi kerja kepanitiaan yang tak kenal lelah menggelar pekerjaan besar selama sebulan lebih mulai, persiapan, pengumpulan dana, menggerakkan masyarakat hingga satu per satu sembilan rangkaian kegiatan Sembrani Bumi Nusantara terlaksana.

“Terselenggaranya semua rangkaian sedekah bumi ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan uri-uri budaya tradisi  yang tinggi warga Lidah Wetan sangat tinggi. Juga rasa persatuan dan persaudaraan warga yang tidak memandang perbedaan agama, suku, status sosial harus terus dikembangkan. Semoga ini bukan yang terakhir, harapan kami agar tradisi ini akan lestari dan akan diteruskan oleh generasi kita selanjutnya,” pesannya.

Setelah pembacaan tahlil dan doa, lantas dinyalakan petasan pertanda makan tumpeng bersama di mulai. Diiringi rebana dan lantunan sholawat yang rancak menemani warga bercengkrama dan menikmati santap malam bersama penuh keakraban.

Anak muda-mudi Kelurahan Lidah Wetan menabuh rebana dan dendangkan sholawat nabi secara rancak mengirini tasyakuran di area makam Sawunggaling, Sabtu (28/9/2024) malam. (foto:clara/superradio.id)

“Alhamdulillah, tahun ini, warga antusias menggelar sedekah bumi, tidak kurang 1000 tumpeng yang disedekahkan. Semoga pelaksanaan sedekah bumi tahun berikutnya akan lebih baik lagi,” harap Andi di sela tasyakuran.

Dikatakan rangkaian acara Sembrani Bumi Nusantara Sedekah Bumi Kelurahan Lidah Wetan ada sembilan acara. Dimulai pentas ludruk pada 7 September 2024, lomba mewarnai anak PAUD dab TK (8 September), jalan sehat tradisional (15 september), napak tilas Sawunggaling (22 September), sarasehan seni budaya (26 September), Khataman Qur’an massal (28 September), Tasyakuran Tumpeng Massal (28 September), pagelaran seni budaya (29 September), pagelaran wayang kulit dan penutupan sedekah bumi (29 September). (ton/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.