Hari Jadi ke 80, DPRD Jatim Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Katentreman
SR,Surabaya – Halaman Kantor DPRD Provinsi Jawa Timur di Jalan Indrapura Nomor 1, Surabaya, berubah menjadi panggung kebudayaan yang khidmat pada Jumat (14/11/2025) malam. Ratusan warga bersama jajaran pimpinan daerah berkumpul untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, yang dihelat sebagai puncak peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.
Acara yang kental dengan nuansa tradisi ini bukan sekadar perayaan seremonial. Pagelaran ini sengaja dirancang sebagai momen refleksi untuk memperkuat pondasi spiritual dan etika di tengah pesatnya pembangunan fisik di Jawa Timur.
Pagelaran dibuka dengan prosesi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan sambutan dari para pimpinan DPRD. Suasana semakin meriah dengan kehadiran dalang kondang, Ki Purbo Asmoro, yang didapuk untuk membawakan lakon “Wahyu Katentreman”.

Ketua DPRD Jawa Timur, Muhammad Musyafak, dalam sambutannya menyampaikan makna mendalam di balik pemilihan wayang kulit sebagai puncak perayaan. Menurutnya, di tengah hiruk pikuk pertumbuhan infrastruktur, masyarakat memerlukan pengingat akan nilai-nilai luhur.
“Di antara hiruk pikuk pertumbuhan fisik dan infrastruktur, kita menyadari perlunya pondasi spiritual dan etika,” ujar Musyafak. “Maka pagelaran wayang kulit ini bukan sekedar pertunjukan tambahan. Ia adalah puncak filosofis dari seluruh peringatan hari jadi ke-80 ini.”
Hal senada ditekankan oleh Ketua Komisi E DPRD Jatim, Sri Untari Bisowarno. Ia menyoroti peran ganda wayang dalam kebudayaan Jawa, yakni sebagai tontonan sekaligus tuntunan.

“Wayang bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan karena merupakan role model kita,” tegas Sri Untari. “Wayang membawakan nilai luhur nusantara, terutama Mataraman. Ini adalah cerminan perjalanan batin manusia menuju kesempurnaan.”
Sri Untari menambahkan bahwa pertarungan abadi antara Pandawa, yang melambangkan kebenaran dan kesetiaan pada Dharma, melawan Kurawa yang mencerminkan hawa nafsu, adalah gambaran perang batin yang terjadi dalam diri setiap manusia.
Selain suguhan budaya, acara ini juga diwarnai dengan aksi sosial sebagai simbol kepedulian pemerintah. Dilaksanakan pula prosesi penyerahan bantuan sembako secara simbolis kepada perwakilan masyarakat sebagai bentuk apresiasi dan gotong royong.
Pagelaran “Wahyu Katentreman” sendiri, yang dibawakan Ki Purbo Asmoro, sarat akan pesan moral tentang pentingnya kejujuran, kesetiaan, dan tanggung jawab. Acara ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan dalam hidup pasti memiliki konsekuensi.
Acara ditutup dengan harapan besar untuk masa depan budaya Jawa. Panitia dan pimpinan daerah mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus merawat, mencintai, dan melestarikan warisan budaya adiluhung ini sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan bangsa. (js/red)
Tags: Dprd jatim, hut, ki purbo asmoro, superradio.id, wayang kulit
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





