Tari Topeng hingga DJ Campur Sari Hidupkan Malam Penghargaan Komfilasi Jawa Timur 2025
SR,Surabaya – Gedung Budaya Cak Durasim, Surabaya, Rabu (3/12/2025) malam, dipenuhi sorak sorai penonton yang larut dalam perayaan budaya. Awarding Night Komfilasi Jawa Timur 2025 bukan sekadar seremoni penghargaan film pendek, melainkan sebuah panggung yang menyatukan tradisi dan modernitas.
Sorotan utama datang dari penampilan Topeng Panji Malang: Lerak Lerok. Fragmen ini menghadirkan kisah klasik Panji dengan gerak tari yang penuh simbol, lembut namun tegas, seolah membawa penonton masuk ke dalam dunia magis Jawa Timur.
Kostum penari yang berwarna cerah berpadu dengan ekspresi wajah topeng, menciptakan suasana sakral. Kehadiran gamelan live menambah kuat dramatisasi cerita. Denting saron, tabuhan kendang, dan gong besar bergema memenuhi ruangan, membuat setiap gerakan penari terasa hidup.

Topeng Panji Malang adalah salah satu warisan budaya Jawa Timur yang memiliki nilai sejarah dan filosofi yang kuat. Setiap topeng memiliki karakter serta peran tersendiri, ada yang menampilkan lambang kebijaksanaan, sedang tokoh lainnya merepresentasikan sisi romantis, heroik, hingga jenaka.
Salah satu ciri khas dalam pertunjukan ini adalah kehadiran unsur humor yang dikenal dengan istilah “lerak lerok”, yaitu bagian yang menghidupkan suasana dengan kelucuan namun tetap menjaga kehormatan nilai tradisi.
Aktor sekaligus sutradara asal Malang, Bayu Skak, memberikan apresiasi khusus atas penampilan ini. “Penampilan Topeng Panji ini keren banget. Big respect buat sutradaranya yang sudah mempersiapkan penampilan Lerak Lerok yang dikemas rapi,” ujarnya, disambut tepuk tangan penonton.
Setelah nuansa tradisi yang khidmat, suasana berubah total ketika duo Jono Joni naik ke panggung. Dua penyanyi asal Jawa Timur itu tampil dengan format DJ campur sari, yakni menggabungkan musik tradisional Jawa dengan beat elektronik modern.

Musik, lirik, dan lagu yang dibawakan duo Jono Joni itu sederhana, namun memiliki ciri khas yang kuat sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan pendengar. Lampu panggung berkilauan, penonton berdiri, bergoyang, dan bersorak mengikuti alunan musik. Energi yang tercipta begitu khas Jawa Timuran: riuh, hangat, dan penuh kebersamaan.
Salah satu penonton, Nadia, mahasiswa yang hadir, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya sangat beruntung sekali dapat hadir di sini. Selain lihat penampilan seni dan film-film keren, nggak nyangka bakal ditutup dengan seru-seruan dan joget bareng Jono & Joni. DJ campur sarinya khas Jawa Timuran banget.”
Fragmen seni ini menegaskan bahwa Awarding Night Komfilasi Jawa Timur 2025 bukan hanya ajang penghargaan film, tetapi juga ruang revitalisasi budaya. Dari sakralnya Topeng Panji hingga riuhnya Jono Joni, acara ini berhasil menghadirkan nuansa lokal yang kuat sekaligus relevan bagi generasi muda.
Penonton pulang dengan rasa bangga, membawa pesan bahwa budaya Jawa Timur bukan sekadar warisan, melainkan energi hidup yang terus bergerak bersama zaman. (js/red)
Tags: Cak Durasim, campur sari, jono joni, komfilasi jatim, superradio.id, topeng panji
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





