Masa Depan Anak diambang Tipuan Judi Online

Pengaruh Judol Pada Otak dan Fisik Manusia
Tak hanya pada keluarga terdekat, judol juga sangat mempengaruhi fisik dan mental penderita. Kepala Instalasi Rehabilitasi NAPZA/Psikiater jiwa RS Menur Lila Nurhayati menyebut, efek kecanduan yang ditimbulkan judi online sama seperti yang terjadi pada NAPZA. Efeknya menganggu sistem sirkuit otak yakni reward pathway yaitu sirkuit saraf yang memproses perasaan senang dan motivasi. Saraf yang berperan dalam pembelajaran dan pembentukan kebiasaan.
Ketika seseorang menang bermain judi baik online maupun tidak, hormon dopamin yang keluar akan disimpan di memori dan memicu perasaan senang yang akan dirindukan kembali. Memicu adiksi. Timbul hasrat untuk menambah uang taruhan tanpa memerhitungkan kerugian yang ditimbulkan.
“Jadi saat mereka menang, hormon itu muncul dan ‘bekerja’ lalu akan disimpan baik baik oleh sel memori dan akan mengingatkan kembali untuk menggunakan lagi. Timbul perasaan untuk menambah uang taruhan dan tidak memperhitungkan kerugian yang didapatkan. Termasuk tidak bisa mengendalikan diri. Itu sistem otaknya sudah terganggu,” jelasnya.
Tidak hanya menganggu fungsi otak, judi online juga berpengaruh ke fisik penderita. Judi online yang mengharuskan penggunanya berdiam diri dengan ponsel maupun laptop mereka dalam waktu lama membuat organ dalam tubuh harus bekerja ekstra. Lila mengungkapkan dari beberapa kasus yang ditangani, kebanyakan pasien mengalami rabun mata, bahkan terparah seperti pada pasien kecanduan game online sampai ablasio retina.
Dijelaskan tentang ablasio retina adalah kondisi medis serius di mana lapisan retina mata terlepas dari posisinya yang normal, yaitu dari lapisan pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke retina. Kondisi yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan serius, bahkan kebutaan jika tidak segera ditangani.
Selain itu pasien juga berpotensi mengalami obesitas, penurunan nafsu makan, gangguan tidur, hipertensi hingga penyakit jantung. “Ada pasien yang minusnya bertambah, karena saat bermain kan tambah lama, waktunya tidur itu dibuat melek kadang gak kedip jadi keluhan paling banyak itu mata kering. Kemarin game online itu sampai ablasio retina. Sangat bahaya, tekanan matanya meningkat,” terangnya.

Penyebab Judi Online pada Anak dari sisi Psikologi
Kepala Instalasi Rehabilitasi NAPZA/Psikiater jiwa RS Menur Lila Nurhayati menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi perilaku judi online yang mulai menjerat usia muda.
- Pertama Pemberian Kemajuan Digital Yang Terlalu Dini Pada Anak.
Menurutnya kondisi ini bagai pisau bermata dua. Di satu sisi pesatnya perkembangan teknologi sangat mempermudah aktivitas. Namun disisi lain berdampak negatif jika tidak ditangani dengan baik.
Ia tak menampik generasi saat ini memang dikenal sebagai native digital, generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, di mana teknologi digital sudah menjadi bagian integral dari kehidupan mereka sejak usia dini. Mereka akrab dengan internet, perangkat digital, dan media sosial, dan seringkali lebih mahir dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Kondisi anak native digital yang terpapar dengan internet bahkan sejak di dalam rahim membuat mereka terbiasa dan memengaruhi tumbuh kembang. Jika hal ini tak dibarengi dengan pola asuh yang baik akan sangat berbahaya. “Jika kita tidak bijak menggunakan internet, maka membahayaan, akhirnya mulai kecil mulai timbul gejala adiksi pada internet itu tadi,” ungkapnya.
“Bahkan sejak di dalam rahim sudah terbiasa mendengar lagu-lagu dari ibunya. Secara fungsi lahiriah sudah terpapar internet, jika tidak diantisipasi maka pengaruh internet nya ini bisa berdampak tidak baik,” ungkapnya.
- Pola Pengasuhan Anak yang Buruk
Ia menyebut, dalam kasus judol anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh. pola asuh juga memengaruhi perkembangan emosional dan kognitif anak, yang juga dapat berperan dalam kecanduan judi online. Jika anak merasa kurang mendapatkan perhatian atau kasih sayang, atau jika mereka memiliki masalah dalam mengelola emosi, mereka mungkin mencari pelarian dalam aktivitas seperti judi online.
Contohnya pada pola asuh permisif atau otoriter yang dapat meningkatkan risiko anak terlibat dalam perjudian online. Sementara pola asuh yang baik, seperti demokratis, dapat membantu mencegahnya.
Pertama, pola asuh permisif. Pada pola asuh ini cenderung memberikan kebebasan yang terlalu luas kepada anak tanpa batasan yang jelas. Hal ini dapat membuat anak lebih rentan terhadap kecanduan, termasuk kecanduan judi online, karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua.
Selanjutnya pola asuh yang buruk adalah otoriter. Jika permisif cenderung memeberikan kebebasan berlebihan, pada pola asuh otoriter ditandai dengan aturan yang ketat dan kurangnya komunikasi terbuka. Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini mungkin merasa terkekang dan mencari pelarian atau kepuasan dalam perjudian online.
- Pengaruh Lingkungan
Lila menyebutkan, berdasar kasus pasien judol pada anak bukan karena ekonomi melaikan ikut-ikutan teman. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari keluarga akan cenderung keluar mencari lingkungan yang bisa menerimanya. Hal ini sangat berbahaya jika tidak mendapat pendampingan dan terjerumus ke kelompok kriminal.
“Anak itu cenderung ikut-ikutan, jadi kemampuan dia untuk tahu baik buruk atau tidak itu masih lemah, makanya pada usia seperti itu pendampingan orang tua penting, kalau enggak itu nanti loss,” sebutnya.
Tampilkan SemuaTags: Judi Online, pasien anak, RSJ Menur, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





