Sejumlah Daerah Masuk Kategori Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Penyebabnya

Yovie Wicaksono - 15 March 2024
Personel kepolisian mengevakuasi warga yang terjebak banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Rabu (1/1/2020). Banjir tersebut akibat luapan sungai Sunter dan tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (31/12/2019) malam. Foto : (Antara)

SR, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada 12 daerah yang berstatus siaga dan waspada mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan. Jawa Timur termasuk dalam daerah yang berstatus waspada bersama dengan Lampung, Jawa Barat, D.I Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi terjadinya cuaca ekstrem dapat berujung kebencanaan meningkat di sebagian besar daerah hingga sepekan ke depan dipicu akibat adanya intervensi tiga Bibit Siklon Tropis sekaligus.

Menurutnya, tiga bibit siklon tropis; Bibit Siklon Tropis 91S, 94S, dan 93P termonitor berada di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia menunjukkan pengaruh terhadap wilayah Indonesia bagian selatan.

Berdasarkan analisis meteorologi diketahui bahwa Bibit Siklon Tropis 91S memiliki kecepatan angin maksimum 30-35 knots (56 – 65 km/jam), tekanan udara di pusat sistem sebesar 994 hPa, pergerakan ke arah tenggara, dan peluang untuk menjadi Siklon tropis pada kategori sedang-tinggi.

Selanjutnya, bibit Siklon Tropis 94S memiliki kecepatan angin maksimum 15 – 20 knots (28 – 37 km/jam), tekanan udara di pusat sistem sebesar 999.9 hPa, pergerakan ke arah timur-tenggara, dan peluang untuk menjadi Siklon Tropis pada kategori rendah.

Begitu pula, Bibit Siklon Tropis 93P memiliki kecepatan angin maksimum 20 – 25 knots (37 – 46 km/jam), tekanan udara di pusat sistem sebesar 1003 hPa, pergerakan ke arah tenggara, dan peluang untuk menjadi Siklon Tropis pada kategori rendah.

Selain itu pula, BMKG juga memprediksi pada 15 Maret-16 Maret 2024, sebagian besar wilayah pesisir Indonesia akan mengalami risiko bahaya gelombang tinggi dan banjir pesisir (rob).

Hal tersebut didapatkan berdasarkan laporan peringatan dini gelombang tinggi yang diekspos pada laman media sosial Instagram @infobmkg.

Dalam laporannya, gelombang angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan angina berkisar 10-35 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya terdampak pada bibit siklon 91S dan 945 di Samudera Hindia dengan kecepatan 10-35 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudera Hindia Selatan Jawa Timur – Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Laut Arafuru, Laut Flores, Perairan Sumbawa – Selat SApe dan perairan Kepulauan Sermata- Letti serta Kepulauan Babar-Tanibar.

Fenomena percepatan angin dan belokannya itu meningkatkan potensi gelombang laut tinggi pada diameter 1,25 – 2,5 meter, bahkan dapat mencapai 2,5 – 4 meter di sebagian besar perairan Indonesia bagian barat, tengah dan timur hingga 16 Maret 2024.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir ini di Jawa Timur terjadi banjir. Yang terbaru di Sampang, Madura dan di beberapa kawasan di Bojonegoro dan Tuban akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Sebelumnya, banjir juga terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan Probolinggo. (*/red)

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.