KPID Jatim Gelar Evaluasi Program Lokal Radio Berjaringan, Ini Hasilnya

Yovie Wicaksono - 26 April 2024

SR, Surabaya – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID Jatim) menggelar evaluasi program siaran lokal dari Lembaga Penyiaran Swasta Sistem Siaran Jaringan (LPS SSJ) berjenis radio pada Jumat (26/4/2024).

Evaluasi ini merupakan tindak lanjut atas hasil pantauan Tim Monitoring KPID Jawa Timur terhadap program siaran di delapan radio berjaringan yang ada di Jawa Timur.

“Melalui kegiatan evaluasi hari ini, mari kita bersama-sama berdiskusi untuk mengatasi kendala radio berjaringan dalam memproduksi program siaran lokal. KPID Jatim adalah mitra bagi lembaga penyiaran sehingga lembaga penyiaran bisa ternuka dapat lebih terbuka terkait keadaan yang sedang dihadapi,” kata Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua Tjiptosoewarno saat memberikan sambutan evaluasi yang dilakukan secara daring.

Dari delapan radio SSJ yang bersiaran di Jawa Timur, ada tujuh lembaga penyiaran yang hadir dalam evaluasi program lokal, diantaranya adalah Delta Surabaya, Elshinta Surabaya, Gen Surabaya, Hardrock Surabaya, Prambors Surabaya, Smart Surabaya, dan Sonora Surabaya. Sementara MNC Trijaya Surabaya absen karena sudah tidak mempunyai pekerja.

Komisioner KPID Jatim Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran Sundari mengatakan radio berjaringan wajib memproduksi dan menyiaran program siaran lokal menimal 60 persen dari seluruh waktu siaran berjaringan per hari. Hal ini sudah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. KPID Jatim menemukan banyak radio berjaringan yang tidak memenuhi kuota minimum dan tetap menyiarkan program stasiun induknya.

“Padahal kebijakan kuota siaran lokal mendorong partisipasi dan pemberdayaan sumber daya manusia dan potensi lokal, keberagaman isi siaran, dan perlindungan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh materi siaran di daerahnya,” kata Sundari.

Menanggapi temuan ini, sejumlah radio berjaringan beralasan terbatasnya anggaran untuk merekrut pekerja penyiaran menyebabkan jumlah program siaran lokal belum memenuhi kuota yang ditetapkan. “Kami hanya punya dua staf dan melakukan multitasking pekerjaan mulai proses produksi siaran hingga administrasi,” kata Kepala Biro Elshinta Surabaya Yuyun Arbaiyah.

Oleh karena itu, beberapa radio berjaringan lain seperti Prambors Surabaya, Delta Surabaya, Smart Surabaya juga lebih mengandalkan siaran dari induk radio di Jakarta. Program yang dibuat oleh mereka secara lokal adalah gelar wicara (talk show) yang sesuai pesanan pengiklan.

Sementara itu beberapa radio berjaringan yang mampu memenuhi kuota lokal seperti Gen Surabaya, Sonora Surabaya, dan Hardrock Surabaya memberikan trik bersiaran. Mereka memanfaatkan rekaman suara sebagai insert yang diputar saat tidak ada penyiar di luar jam-jam utama (prime time).

“Kami juga bekerja sama dengan instansi pemerintah dan komunitas-komunitas lokal Jatim untuk memproduksi program siaran. Misalnya dengan Dishub terkait laporan lalu lintas atau dengan komunitas dongeng untuk membuat program siaran anak,” kata Produser Sonora Surabaya Andre Komaruddin.

Menanggapi pernyataan peserta evaluasi, Wakil Ketua KPID Jatim Dian Ika Riani memahami kesulitan radio berjaringan di Jawa Timur. Ia mengapresiasi langkah yang dilakukan sehingga masih bisa bertahan hingga ini. Eka, panggilan Dian Ika, terus mendorong seluruh lembaga penyiaran di Jatim untuk saling berkolaborasi dan bersinergi pula dengan lembaga lain dalam memproduksi program siaran.

Koordinator Bidang Pengembangan Kebijakan dan Sistem Penyiaran Afif Amrullah mengatakan KPID Jatim siap menghubungkan lembaga penyiaran dengan perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja penyiaran. Hal ini juga disampaikan oleh Komisioner bidang Penindakan dan Pengawasan Isi Siaran Romel Masykuri.

“Kerja sama antara perguruan tinggi dan lembaga penyiaran sebagai praktisi dapat saling memberikan insight dari segi praktis dan keilmuan sehingga industri penyiaran di Jatim bisa berkembang,” kata Romel.

Sementara itu, Koordinator Bidang Kelembagaan Royin Fauziana mendorong radio berjaringan untuk bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait materi berita. Ia mencontohkan kerja sama dengan Klinik Hoax Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim bisa menjadi bahan materi penyebaran informasi yang menjernihkan masyarakat.

“KPID Jatim terus berkomitmen mendorong industri penyiaran yang sehat dan informasi yang mencerdaskan masyarakat Jatim. Selain evaluasi LPS SSJ Radio, KPID Jatim sudah menggelar evaluasi untuk LPS SSJ Televisi yang digelar pada 28 Maret 2024 lalu. Hasil evaluasi akan dibawa ke Rapat Koordinasi Nasional Komisi Penyiaran Indonesia untuk menentukan kebijakan yang tepat,” pungkasnya. (*/red)

Tags: ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.