Tak hanya Festival, Dispendikbud Sidoarjo Gencarkan Budaya Lewat Program Sekolah
SR, Surabaya – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo terus menggencarkan pengembangan budaya lokal. Tak hanya lewat festival atau pagelaran seni. Perhatian pada budaya dan tradisi juga tampak dari berbagai program yang dijalankan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Dr Tirto Adi MPd dalam gelaran talkshow “Festival Jayandaru” bertajuk Merajut Warisan Budaya untuk Memajukan Budaya di parkir timur Museum Mpu Tantular, Rabu (26/11/2025).
“Mulai ajaran 2025 kami buka kelas khusus seni budaya (KKSB) di beberapa sekolah SMP negeri dan swasta di antaranya SMPN 4 Sidoarjo, SMPN Tulangan, SMP PGRI 1 Buduran. Anak yang punya talenta di bidang seni budaya, kita tampung di sana,” ungkap Tirto
Di sana (KKSB) para murid yang punya ketertarikan pada budaya akan dilatih untuk memaksimalkan potensinya. Dipersiapkan untuk mengikuti lomba-lomba seperti festival lomba seni dan sastra siswa nasional (FLS3N) dan lomba lainnya.
“Harapan kami di event festival lomba seni dan sastra siswa nasional (FLS3N) anak yang masuk kelas itu akan jadi juara,” sebutnya. “Tidak bisa dipungkiri murid murid kita begitu akrab dengan gadget karena itu kami juga harus melangkah. Murid dan siswa tahun 2024 kita fokus pengembangan literasi digital,” imbuhnya.

Tak hanya itu pada seni, pihaknya juga memfasilitasi potensi anak-anak di segala bidang. Membekali penguatan karakter, kecerdasan digital hingga sektor olahraga. Mulai dari kelas khusus cerdas istimewa (KKCI) hingga kelas khusus olahraga (KKO) yang sudah banyak menghasilan murid berprestasi.
“Kita kembangkan kelas khusus karena kita yakin tidak ada anak bodoh, semuanya cerdas. KKO di SMPN 2 Sidoarjo, SMP PGRI 9. KKO pernah jadi juara 1 tingkat nasional GSI sepakbola pelajar, seluruh pemain dan official dikirim ke italia,” jelasnya.
“Mudah mudahan dengan inovasi ini mampu mewadahi murid Sidoarjo apapun bakatnya, sehingga lahir generasi cerdas berkarakter,” tambahnya.
Segala program tersebut diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bersama yakni membangun Sidoarjo menjadi Kota Budaya. Terlebih daerah yang terkenal dengan sebutan kota udang dan bandeng itu diapit 3 kerajaan yakni Kahuripan, Majapahit, dan Jenggala.
“Ini kali pertama digelar Jayandaru Fest dan semoga bisa terus berjalan. Kami juga ingin Sidoarjo menjadi Kota Budaya, grand design nya seperti apa akan kita garap bareng bareng,” ujarnya.

Dardanella Literatur Teater Sidoarjo
Hal serupa disampaikan pemerhati budaya Dr Drs Arif Rofiq MSi Arif Rofiq. Menurutnya Sidoarjo secara ekologis punya perjalanan panjang. Kabupaten yang terkenal dengan kota petis itu juga punya peran penting dalam perkembangan teater di Indonesia. Dengan sebuah kelompok teater bernama Dardanella.
“Sejarah teater indonesia itu diawali di sidoarjo namanya dardanella. Itu jadi literatur teater Indonesia. Saya pernah ketemu generasinya dia tahun 1980-an namanya miss ja dia pulang dari Amerika dia cerita kalau membuat ngeremo 2 menit disana,” sebutnya.
Untuk itu ia pun sangat mendukung gagasan Sidoarjo menjadi Kota Budaya. Ia pun berharap seluruh pihak baik eksekutif dan legislatif bersatu mengembangkan dan mengangkat komunitas seni dan budaya lokal hingga ke pelosok.
“Jadi kalau Sidoarjo jadi kota budaya saya sangat setuju, dan potensi komunitas ini bisa dikuatkan termasuk dewan kesenian ini,” tandasnya. (hk/red)
Tags: jayandaru festival, museum mpu tantular, sidoarjo, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





