Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Kembali Pada Jati Diri Bangsa

SR, Malang – Presiden Joko Widodo menegaskan sikap pemerintah yang ingin agar Indonesia tetap aman dan nyaman bagi warganya, sehingga segala potensi yang dapat memecah belah bangsa harus di perkecil. Hal ini disampaikan saat menghadiri acara Kajian Ramadhan 1438 H di Domme Universitas Muhammadiyah, Malang, Sabtu (3/6/2017).
Mengutip pesan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Presiden Joko Widodo menekankan agar jangan sampai ada gesekan sekecil apapun di Indonesia antar warga bangsa, supaya tidak terjadi seperti di negera Afghanistan yang terpecah-pecah dalam banyak faksi.
“Saya akan melakukan tindakan tegas dan tidak ragu-ragu untuk menyelamatkan warga yang jumlahnya besar, 250 juta, dibanding mereka yang jumlahnya 10 ribuan,” ujar Jokowi menanggapi kondisi tanah air beberapa bulan terakhir.
Energi bangsa akhir-akhir ini habis karena berbagai demo yang saling menyalahkan, fitnah, menjelekkan satu sama lain, saling mencela dan menghujat. Selain itu, Polri harus menghabiskan anggaran trilyunan rupiah, untuk menjaga demo agar tetap kondusif dan aman.
Terkait isu PKI, Presiden mempertanyakan banyaknya isue kebangkitan PKI tersebut.
“Dimana? Kalau ada agar ditunjukkan ke saya,” tanya Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, konstitusi Indonesia tidak memungkinkan PKI hidup pada masa sekarang. TAP MPRS secara jelas melarangnya di Indonesia, sehingga jika ada maka ia akan menindak tegas. Hal ini juga terkait isu komunis yang dihembuskan kepada pribadi Presiden saat Pilpres 2014 lalu.
“Saat itu usia saya baru 3 tahun, kok dikait-dikaitkan. Silahkan dicek orang tua saya tinggal dimana, demikian juga kakek nenek. Sekarang dengan teknologi mudah diperoleh,” ujarnya.
Jokowi mengaku enggan menanggapi isu ini, tetapi karena ada forum seperti ini, Jokowi berkeinginan menanggapinya.
“Mumpung ada kesempatan menjelaskan di forum ini,” imbuhnya.
Presiden dalam kesempatan ini juga mengajak masyarakat untuk kembali pada jati diri, yaitu sebagai bangsa yang besar.
“Mari kembali pada etos kerja yang tinggi, budi pekerti yang baik, sopan-santun, etika berbangsa yang tinggi,” ajaknya.(ptr/red)
Tags: isu komunis, jati diri bangsa, perpecahan, persatuan, presiden jokowi
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.