Perang Melawan AIDS, Pemkot Surabaya Perluas Layanan Tes HIV

Rudy Hartono - 2 December 2025
Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina. (sumber: antara)   

SR, Surabaya (ANTARA) – Dinas Kesehatan Kota Surabaya memperluas layanan tes HIV sebagai komitmen dalam mengatasi dan mencegah kasus HIV/AIDS di kota setempat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Kota Surabaya, Senin (1/12/2025), mengatakan strategi utama yang dilakukan pemkot adalah memperluas tempat layanan tes kesehatan, memperkuat puskesmas, dan bekerja sama erat dengan berbagai kelompok masyarakat peduli AIDS.

“Pemkot telah menyediakan 126 tempat tes HIV yang tersebar luas di 63 puskesmas, 62 rumah sakit, dan satu klinik utama,” katanya.

Ia mengatakan hal ini upaya untuk memudahkan semua orang mengakses tes kesehatan yang secara khusus difokuskan pada kelompok yang memiliki risiko penularan tinggi, seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), waria, serta ibu hamil, calon pengantin, dan pasien penyakit menular seperti TBC atau penyakit kelamin.

“Selain itu, Dinkes membangun kerja sama yang kuat dengan kelompok-kelompok yang peduli HIV, seperti Aliansi Surabaya Peduli AIDS (ASPA) dan kelompok pendamping sebaya. Ini adalah bagian dari strategi kami untuk memberikan edukasi, tes kesehatan, dan pencegahan langsung di tengah masyarakat,” kata Nanik.

Ia menekankan bahwa puskesmas di Surabaya kini tidak hanya sebagai tempat tes, tetapi menjadi fasilitas utama bagi Orang Dengan HIV (ODHIV). Puskesmas melayani mulai dari deteksi awal, perawatan, pengobatan, hingga pemberian obat Antiretroviral (ARV) secara rutin.

“Layanan tes HIV ini sudah terintegrasi dengan pemeriksaan kesehatan lain, termasuk Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), tes TBC, serta pemeriksaan wajib untuk calon pengantin dan ibu hamil,“ katanya.

Nanik menyebutkan, penanggulangan AIDS di Surabaya didukung oleh kolaborasi lintas sektor yang kuat, termasuk kerja sama Dinkes dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk penyebaran informasi pencegahan.

“Selain itu, kolaborasi dengan LSM dan komunitas sangat penting untuk pendampingan ODHIV dan penjangkauan kelompok berisiko,“ katanya. (*/ant/red)

 

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.