Ketertarikan Generasi Muda Pada Wayang di Era Modernisasi
SR, Surabaya – Eksistensi wayang di kalangan anak muda terekam dalam survei Super Radio pada 7-14 November 2023 dengan melibatkan 107 responden dengan rentang usia 15-27 tahun.
Hasilnya, sebanyak 68,3 persen diantaranya menilai wayang bukanlah kebudayaan kuno. Bahkan, 15 persen responden dari angka tersebut menyatakan sangat kontra ketika wayang diklasifikasikan sebagai kebudayaan yang ketinggalan zaman.
Di tengah penilaian generasi muda terkait klasifikasi seni pertunjukan wayang, pada saat yang sama dikuatkan dengan data penilaian tentang relevansi.
Hanya 21,5 persen yang menyebut kesenian wayang sudah tidak relevan dan 13,1 persen menyatakan kurang relevan dengan perkembangan zaman. Namun, sebanyak 65,4 persen yang lain menilai seni budaya yang diakui UNESCO pada 2003 tersebut masih relevan di era modern.
Persepsi akan posisi seni pertunjukan wayang di era modern yang diungkapkan generasi muda dapat dimaknai sebagai hal positif. Di tengah fenomena merosotnya minat terhadap budaya lokal tradisional, generasi muda tetap memiliki preferensi positif terhadap seni pertunjukan wayang agar tetap eksis di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Preferensi positif generasi muda hadir sebagai respon atas makna tentang seni pertunjukan wayang. Selain dimaknai sebagai warisan budaya lokal tradisional, kesenian tersebut dinilai mengajarkan nilai-nilai budi pekerti luhur yang diselipkan di setiap lakon.
Pertunjukan wayang pun dinilai menarik dan menghibur untuk dinikmati bersama. Sebanyak 60,7 persen responden menyatakan bahwa pertunjukan wayang bukanlah suatu hal yang membosankan. Angka tersebut menjelaskan bahwa generasi muda memiliki paradigma positif terhadap seni pertunjukan wayang.
Di sisi lain, upaya menjaga eksistensi pertunjukan wayang di kalangan generasi muda perlu terus dilakukan untuk menguatkan paradigma positif yang sudah tertanam.
Responden berharap wayang bisa dikombinasikan dengan teknologi modern. Dengan demikian, dapat menjadi semakin menarik dan relevan bagi generasi muda yang terbiasa dengan kecanggihan teknologi.
Responden meyakini jika seni pertunjukan wayang diadakan secara rutin dan dipromosikan melalui media sosial akan menjaring lebih banyak minat generasi muda.
Aspek lain yang dipandang mendasar untuk menjaga eksistensi kesenian wayang menurut responden adalah dengan adanya dalang muda agar semakin dekat dan membius generasi muda untuk lebih mengenal seni pertunjukan wayang.
Tampilkan SemuaTags: Era Modernisasi, generasi muda, seni budaya, Wayang
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.