Selain pemberian materi edukasi kebencanaan untuk anak, sosialiasi ini juga menyasar orang dewasa. Menurut Wakil Bupati Kediri, Masykuri, edukasi kebencanaan sejak dini yang diberikan kepada pelajar Sekolah Dasar sangatlah penting. Diharapkan dengan semakin bertambahnha usia, anak-anak dapat semakin memahami dan mengerti mengenai kebencanaan.
“Pendidikan sejak dini itu sangat penting. Maka kita berikan hari ini kepada pelajar, diharapkan 15 tahun ke depan dia sudah semakin mengerti,” kata Masykuri, Sabtu (24/11/2018).
Ditambahkan oleh Msykuri, pemahaman mengenai penanggulangan bencana perlu diberikan sejak dini, terutama kepada warga yang tempat tinggalnya berpotensi tinggi terjadi bencana.
“Khususnya di daerah rawan bencana. Bagaimana mereka mengenali, sehingga saat terjadi bencana bisa menyelamatkan diri. Dan ini sangat sukses kita terapkan, ketika terjadi erupsi tahun 2014, bagaimana mereka melakukan evakuasi,” urainya.
Demografi wilayah Kabupaten Kediri terdapat gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang, yaitu Gunung Kelud yang terakhir meletus pada tahun 2014 silam. Lokasinya berada di ketinggian 1.731 mdpl, di wilayah Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Selain ancaman erupsi gunung berapi, yang patut diwaspadai dan mendapat perhatian adalah lahar dingin. Dengan adanya peralihan musim saat ini, yakni dari kemarau ke hujan. Dikhawatirkan sisa-sisa material gunung Kelud yang ada di atas akan turun ke bawah, hingga berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin.
Bencana lain yang harus diwaspadai adalah angin puting beliung. Di wilayah Kabupaten Kediri akhir-akhir ini sering terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
Sosialiasi ini, bukan hanya difokuskan pada saat penanganan bencana saja, melainkan juga menanamkan sikap peduli dan cinta kepada lingkungan. Aksi itu dapat dilakukab dalam bentuk menjaga kebersihan, tidak membuang sampah secara sembarangan.
Agar pesan yang disampaikan kepada siswa-siswi TK dan PAUD dapat mengena, BPBD Kabupaten Kediri menggelar pementasan boneka tobong.
“Sebetulnya dulu kan belum pernah ya, kita guru-guru sudah sering mengadakan cerita, tapi tidak menggunakan alat peraga seperti saat ini. Terus akhirnya ada sosialiasi dari BPBD menggunakan bonek ini,” tutur Patmi, Kepala TK Dharma Wanita, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.(rh/red)